Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Futures Turun 0,3% di New York

Harga minyak mentah ditutup melemah karena trader menimbang sinyal konflik pasokan dari Arab Saudi, Rusia, dan Venezuela.
Harga minyak mentah/JIBI
Harga minyak mentah/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah ditutup melemah karena trader menimbang sinyal konflik pasokan dari Arab Saudi, Rusia, dan Venezuela.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (9/6/2018), harga minyak futures turun 0,3% di New York. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli melemah 21 sen menjadi US$65,74 per barel di New York Mercantile Exchange (NYME). Jumlah volume yang diperdagangkan adalah sekitar 15% di bawah rata-rata kurva 100-hari.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman Agustus juga turun 86 sen hingga akhir sesi menjadi US$76,46 di Bursa ICE Futures Europeyang berbasis di London. Sementara acuan harga global diperdagangkan di level US$10,79 preimium dari WTI untuk bulan yang sama.

Menteri perminyakan dari Arab Saudi dan Rusia dijadwalkan untuk berunding pekan depan, menambahkan spekulasi bahwa dua eksportir minyak terbesar di dunia akan siap untuk merundingkan batasan produksi terendah sepanjang sejarah.

Sementara itu, ekspor minyak Venezuela  telah lumpuh karena negara-negara Amerika Latin bergerak spiral menuju kejatuhan ekonomi.

“Pergeseran ke OPEC secara aktif memperlihatkan pemotongan produksi yang mereda, menempatkan pergerakan yang cukup bearish  di pasar,”  kata Rob Haworth, yang membantu mengelola US$151 miliar di U.S. Bank Wealth Management, Seattle, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (9/6/2018).

Adapun diskusi pekan depan antara Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan mitra Arab Saudinya, Khalid Al-Falih di Moskow mungkin akan menjadi awal dari pertemuan anggota OPEC dan mitra produsen minyak pada akhir bulan ini.

AS sebelumnya mengajukan banding ke OPEC untuk meningkatkan output di tengah-tengah naiknya harga bahan bakar domestic, kendari output minyak mentah AS juga sedang melonjak.

“Setelah Arab Saudi dan Rusia mengajukan bahwa OPEC mulai meningkatkan output pada paruh kedua, pasar pun telah bersiap. Akhirnya, OPEC akan melangkah dengan hati-hati,” ujar Jens Naervig Pedersen, Analis Senior Danske Bank A/S di Copenhagen, Denmark.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper