Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak AS Menyusut, Harga Minyak Terkerek Tipis

Harga minyak West Texas Intermediate bergerak naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi lantaran terdorong oleh ekspektasi bahwa pemerintah Amerika Serikat diprediksi akan melaporkan penyusutan pasokan minyak domestiknya.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak West Texas Intermediate bergerak naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi lantaran terdorong oleh ekspektasi bahwa pemerintah Amerika Serikat diprediksi akan melaporkan penyusutan pasokan minyak domestiknya.

Perdagangan berjangka di New York meraup kenaikan 1,2% pada Selasa (5/6). Institusi Petroleum Amerika (API) melaporkan bahwa persediaan minyak AS turun 2,03 juta barel pada pekan lalu. Jumlah itu mendekati penurunan 2,1 juta barel pada survei Bloomberg sebelum data mingguan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) dirilis. Penurunan tersebut tercatat sebagai kemerosotan selama dua pekan berturut selama musim panas.

"Saya kira kita bisa lihat ekspornya akan lebih tinggi. Yang saya antisipasi adalah kemungkinan jumlah ekspor mendekati 3 juta barel per hari dan tetap dalam jumlah tersebut hingga kami mendapat tambahan kapasitas dari Corphus Christi. Kecuali jika kita melihat reli lanjutan dengan perubahan yang cukup besar besok, minyak masih akan diperdagangkan dengan ekspektasi pada pertemuan OPEC, yang akan mengalami fluktuasi setiap hari," ujar James Williams, Presiden Badan Riset Energi WTRG Economics yang berbasis di London dan Arkansas, dikutip dari Bloomberg, Rabu (6/6/2018).

Sejumlah trader melakukan pengukuran pada persediaan minyak AS dan tingkat produksinya sebelum pertemuan OPEC pada akhir bulan nanti, saat produsen kartel dan produsen sekutu OPEC mendiskusikan keringanan pembatasan produksi. Penambang Amerika juga mendorong produksinya agar mencapai 11 juta barel agar dapat menekan harga bagi pasokan domestik.

Pada perdagangan Rabu (6/6) pukul 13.00, harga minyak West Texas Intermediate tercatat naik 0,29 poin atau 0,44% menjadiUS$65,81 per barel, naik 8,92% selama tahun berjalan. Adapun, harga minyak Brent Futures naik 0,50 poin atau 0,66% menjadi US$75,88 per barel dan naik 13,47% secara year-to-date (ytd). Minyak Brent dijual US$10,07 premium dari WTI.

"Kenaikan harga dari sumur minyak AS mengisyaratkan bahwa minyak AS membutuhkan lebih banyak ekspor," kata Bob Yawger, direktur perdagangan berjangka Mizuho Securities USA Inc, di New York.

Institusi Petroleum Amerika (API) juga menyebutkan persediaan minyak di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan terbesar AS, anjlok 1,04 juta barel pada pekan lali, sementara itu, pasokan bensin naik 3,76 juta barel. survei Bloomberg memptoyeksikan persediaan di Cushing akan lanjut anjlok hingga 500.000 barel.

Sebelumnya, minyak Brent sempat diperdagangkan pada harga terendahnya dari beberapa sesi, saat AS meminta OPEC dan produsen sekutunya untuk meningkatkan produksi hingga sekitar 1 juta barel per hari.

"Orang-orang tengah memperhatikan pembicaraan OPEC yang berencana menaikkan produksi, dan berpikir bahwa barel-barel minyak tersebut masih bisa bersaing dengan Brent, alasan itu yang membuah harga Brent sempat jatuh," ujar Michael Lynch, Presiden Stategic Enegry, & Economc Research di Winchester.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper