Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Tambang Cita Mineral Investindo (CITA) Bidik Laba Rp400 Miliar

Emiten tambang logam bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) menargetkan laba bersih senilai Rp400 miliar pada 2018.
Penambangan bauksit./Antara
Penambangan bauksit./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten tambang logam bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) menargetkan laba bersih senilai Rp400 miliar pada 2018.

Direktur Cita Mineral Investindo Yusak Pardede menyampaikan, pada 2018 kinerja keuangan perusahaan dapat bertumbuh signifikan seiring dengan pemberian izin kuota ekspor Mineral Grade Bauxite (MGB) sebesar 3,65 juta ton. Izin ekspor itu diberikan oleh Kementerian ESDM pada September 2017 dan berlaku hingga September 2018.

Namun, realisasi pengapalan baru berlangsung pada Oktober 2017. Dalam periode 8 bulan hingga Mei 2018, realisasi ekspor MGB perseroan mencapai volume 1,7 juta ton.

“Tahun lalu ekspor belum signifikan, baru tahun ini jumlahnya besar. Per April 2018 sudah 1,4 juta ton, per Mei sekitar 1,7 juta ton. Pasar ekspor ini yang menopang kenaikan kinerja perusahaan,” ujarnya kepada Bisnis, setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (6/6/2018).

Dari pasar domestik, penjualan MGB per April 2018 mencapai 445.000 ton. Jumlahnya diharapkan meningkat menjadi 1,8 juta ton sampai akhir 2018.

Menurutnya, harga jual MGB mengacu kepada patokan bulanan yang dikeluarkan Kementerian ESDM setiap bulan. Rerata harga jual atau average selling price (ASP) MGB per Maret 2018 berkisar US$34—US$35 per ton.

Perihal target pendapatan, Yusak yakin nilainya bertumbuh signifikan pada 2018 dibandingkan realisasi tahun lalu. Adapun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp400 miliar.

Per Maret 2018, pendapatan CITA melonjak 254,09% year on year (yoy) menjadi Rp461,5 miliar. Laba bersih mencapai Rp140,16 miliar, berbalik dari rugi Rp23,97 miliar.

Pada 2017, pendapatan perusahaan tumbuh 48,97% yoy menjadi Rp724,49 miliar. Laba bersih Rp47,68 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp265,04 miliar.

Dalam RUPS, perseroan memutuskan menggunakan laba bersih 2017 sebagai laba ditahan. Hal ini dilakukan karena CITA baru membukukan laba kembali sejak 2013, sehingga masih mengetatkan pembiayaan.

Hasil rapat juga memutuskan pengangkatan Tedy Badrujaman sebagai Komisaris menggantikan Parwoto Kartiko Sunu. Sebelumnya, Tedy pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM).

Kuota Ekspor
Yusak optmistis, perseroan dapat merealisasikan kuota ekspor 3,65 juta ton MGB sampai September 2018. Pada bulan depan, rencananya CITA akan mengajukan perpanjang ekspor MGB tahun kedua dengan volume yang sama sebesar 3,65 juta ton.

Kuota ekspor berhubungan dengan pembangunan smelter entitas perseroan, yakni PT Well Harvest Mineral Refinery (WHW). Saat ini, WHW baru mengoperasikan line 1 dengan kapasitas produksi Smelter Grade Alumina (SGA) 1 juta ton per tahun.

“Kami akan menyesuaikan kuota ekspor lagi jika ada pembangunan lini smelter baru. Mungkin sudah ada pembicaraan mengenai pengembangan lanjutan ini di WHW,” tuturnya.

WHW merupakan perusahaan patungan dengan kontribusi CITA sebesar 30%, China Hongqiao Group Limited 56%, Winning Investment Company Ltd. 9%, dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co. Ltd. (5%).

Yusak menambahkan, perusahaan melakukan ekspor ke 4 perusahaan di China. Nilainya mencapai Rp287,89 miliar per Maret 2018. Adapun, penjualan domestik senilai Rp173,62 miliar diserap seluruhnya oleh WHW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper