Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenaga Rupiah Hari Ini Melesu

Nilai tukar rupiah tergelincir berakhir melemah tipis pada perdagangan hari ini, Selasa (5/6/2018), setelah mampu bertahan tangguh selama enam hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah tergelincir berakhir melemah tipis pada perdagangan hari ini, Selasa (5/6/2018), setelah mampu bertahan tangguh selama enam hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,01% di Rp13.880 per dolar AS. Padahal, mata uang Garuda sempat melanjutkan penguatannya saat dibuka dengan apresiasi 3 poin atau 0,02% di Rp13.875.

Adapun pada perdagangan Senin (4/6), rupiah ditutup menguat 18 poin atau 0,13% di posisi Rp13.878. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp13.873 – Rp13.896 per dolar AS.

Di sisi lain, mayoritas mata uang di Asia terpantau menguat, dipimpin peso Filipina sebesar 0,3%. Selain rupiah, rupee India dan dolar Hong Kong juga melemah masing-masing sebesar 0,12% dan 0,01% pada pukul 17.21 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun 0,04% atau 0,040 poin ke level 93,998 pada pukul 17.11 WIB.

Indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,015 poin atau 0,02% di level 94,053 pagi tadi, setelah berakhir melemah 0,13% atau 0,118 poin di posisi 94,038 pada perdagangan Senin (4/6).

Dilansir dari Bloomberg, mayoritas mata uang Asia menguat saat sentimen risiko yang didorong oleh kekuatan ekonomi AS tetap utuh sebelum berlangsungnya KTT G-7 serta pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Menurut Christy Tan, kepala strategi pasar di National Australia Bank, data AS tampaknya mendapatkan fokus lebih besar daripada ancaman perang dagang, sehingga menambah bahan bakar untuk mengambil daya tarik aset berisiko.

“Asia menantikan KTT G-7 dan pertemuan Trump-Kim dengan hati-hati, pasar mungkin mulai kembali mengikuti ke mana Trump pergi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper