Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten Tambang Kuartal II Berpotensi Membaik

Sejumlah emiten tambang batu bara optimistis mengalami peningkatan kinerja pada kuartal II/2018, setelah pada triwulan pertama terhambat permasalahan cuaca dan ketersediaan alat berat.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA-Sejumlah emiten tambang batu bara optimistis mengalami peningkatan kinerja pada kuartal II/2018, setelah pada triwulan pertama terhambat permasalahan cuaca dan ketersediaan alat berat.

Direktur Utama PT Harum Energy Tbk. (HRUM) Ray A. Gunara menyebutkan, dalam periode Januari-Maret 2018, perusahaan merealisasikan penjualan 1,1 juta ton, turun dari 1,2 juta ton pada kuartal I/2017. Menurut Ray, hal ini disebabkan permasalahan cuaca yang menghambat produksi, dan ketersediaan alat berat yang tertunda.

"Kami perkirakan operasional ke depannya masih sesuai target, karena cuaca membaik, dan alat berat sudah siap," ujarnya, pekan lalu.

Akan tetapi, dalam periode kuartal I/2018, rata-rata harga jual atau average selling price (ASP) batu bara HRUM mencapai US$74 per ton, naik dari rata-rata 2016 US$66 per ton. Oleh karena itu, pendapatan perusahaan tumbuh 10,3% year-on-year (yoy) menjadi US$86,8 juta, dari kuartal I/2017 senilai US$78,7 juta.

Pada 2018, HRUM menargetkan penjualan batu bara sejumlah 5,8 juta ton, tumbuh 20,83% yoy dari realiasi 2017 sejumlah 4,8 juta ton. Adapun, volume produksi meningkat sekitar 15% menjadi 4,5 juta-5,25 juta ton dari tahun lalu sejumlah 4,2 juta ton.

Produksi perseroan berasal dari dua anak usaha, yakni PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) sejumlah 4 juta-4,5 juta ton, dan PT Karya Usaha Pertiwi (KUP) sebesar 500.000-750.000 ton. Kedua tambang masing-masing memproduksi batu bara dengan spesifikasi 5.500 Kcal/kg dan 5.253 Kcal/kg.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) Garibaldi Thohir menyampaikan, kinerja operasional perseroan pada kuartal I/2018 murni terhambat oleh faktor cuaca. Hujan deras menyebabkan proses produksi dan distribusi mengalami hambatan.

Adapun, ketersediaan alat berat tidak jadi permasalahan karena perseroan bekerja sama dengan tiga kontraktor terbesar di Indonesia, yakni PT Pamapersada Nusantara (PAMA), PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), dan anak usaha ADRO, PT Saptaindra Sejati (SIS).

"Kalau alat berat kami tentunya siap, karena permodalan kami besar, dan bekerja dengan tiga kontraktor terbesar di Indonesia. Kuartal I murni permasalahan cuaca," tuturnya.

Pada kuartal I/2018 produksi batu bara perseroan sejumlah 10,95 juta ton, turun 7,67% yoy dari sebelumnya 11,86 juta ton. Penjualan juga melesu 9,14% yoy menjadi 10,93 juta ton dari kuartal I/2017 sebesar 12,03 juta ton.

Pria yang akrab disapa Boy ini optimistis produksi batu bara ADRO kembali normal pada kuartal II dan III/2018, sehingga dapat mencapai target setahun penuh 54-56 juta ton. Volume itu meningkat dari realisasi 2017 sebesar 52,64 juta ton.

Sementara itu, permasalahan cuaca dan ketersediaan alat berat turut menjadi faktor penekan kinerja emiten kontraktor tambang batu bara. Di antaranya ialah PT Samindo Resources Tbk. (MYOH) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID).

Presiden Direktur Samindo Resources Kim Jung Gyun menyampaikan, per Maret 2018 perusahaan mencatatkan volume pemindahan batuan penutup naik 12,5% yoy menjadi 12,6 juta bank cubic meter (BCM) dari sebelumnya 11,2 juta BCM. Namun, produksi batu bara menurun 16% yoy menjadi 2,1 juta ton dari sebelumnya 2,5 juta ton.

"Penurunan operasional produksi batu bara disebabkan belum terpenuhinya spesifikasi alat berat dari sub kontraktor. Untungnya, seluruh peralatan sudah lengkap pada Maret 2018, sehingga ke depan kami akan mencapai apa yang sudah ditargetkan," paparnya.

Pada tahun ini, MYOH menargetkan volume pemindahan batuan penutup dari tambang Kideco sejumlah 48,5 juta BCM, sedangkan proyek Bayan diperkirakan sejumlah 5,8 juta BCM, sehingga totalnya mencapai 54,5 juta BCM. Volume itu naik tipis 5,44% yoy dari realisasi 2017 sejumlah 10 juta ton.

Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menuturkan, kinerja perseroan pada kuartal I/2018 masih belum maksimal. Per Maret 2018, pendapatan perusahaan naik 0,27% yoy menuju US$181,84 juta, tetapi laba bersih US$10,45 juta, turun 55,98% yoy.

Menurutnya, ada dua faktor yang menyebabkan penurunan laba. Pertama, cuaca hujan yang menghambat proses produksi pada Januari-Februari 2018. Kedua, belanja dump truck second sehingga membutuhkan biaya overhaul.

Pada kuartal I/2018, perusahaan mendatangkan dump truck impor sebanyak 25 unit, dari total pemesanan 33 unit. Pembelian alat second ini dilakukan karena pembelian alat berat baru membutuhkan waktu order hingga 12 bulan.

"Sebetulnya kami ingin alat baru semua, tetapi pasar alat berat sangat ketat dan proyek harus berjalan. Terpaksa kami impor unit second, dan menambah biaya di ongkos overhaul," ujarnya.

Tahun ini, perseroan berencana menambah 250 unit alat berat baru. Fasilitas ini akan melengkapi alat berat existing yang hampir mencapai 3.000 unit.

Dari sisi operasional, pada kuartal I/2018 produksi batu bara DOID mencapai 9,7 juta ton , tururn 5% yoy dari sebelumnya 10,2 juta ton. Adapun, pemindahan volume lapisan penutup sejumlah 79,8 juta BCM , turun 4% dari sebelumnya 83,2 juta BCM.

Eddy optimistis dapat mencapai target yang dicanangkan pada 2018. Pasalnya, kondisi cuaca membaik, peralatan sudah siap, dan kapasitas terpasang meningkat.

Saat ini, kapasitas produksi perseroan mencapai 33--35 juta bank cubic meter (BCM) per bulan, meningkat dari awal tahun yang di bawah 30 juta BCM per bulan. Sampai akhir 2018, kapasitas produksi diupayakan naik hingga 40 juta BCM per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper