Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Divestasi Aset, Unilever (UNVR) Bakal Lunasi Utang Bank

Emiten consumer good, PT Unilever Indonesia Tbk. berencana melunasi utang bank jangka pendek, bila penjualan aset segmen spreads rampung.
Unilever/www.unilever.co.id
Unilever/www.unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten consumer good, PT Unilever Indonesia Tbk. berencana melunasi utang bank jangka pendek, bila penjualan aset segmen spreads rampung.

Sancoyo Antarikso, Direktur & Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia mengatakan, perseroan akan kembali melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk memperoleh persetujuan dari pemegang saham atas penjualan aset dari kategori pembuatan kue dan margarin.

"Secara global, Unilever mendivestasikan segmen tersebut karena pertumbuhannya tidakk secepat segmen lain. Nilai divestasi sekitar 164 juta euro dan Rp261 miliar. Setelah itu, kami akan melunasi utang jangka pendek," ungkapnya, baru-baru ini.

Dalam prospektus yang diterbitkan Unilever Indonesia, nilai aset dari kategori pembuatan kue dan margarin sekitar Rp2,65 triliun. Sementara itu, nilai pinjaman bank jangka pendek senilai Rp2,05 triliun.

Di sisi lain, segmen spreads yang mencakup merek dagang global Frytol, Blue Band Master dan Blue Band, Minyak Sarmin dan Blue Band Gold hanya berkontribusi 2,8% terhadap penjualan perseroan. Sancoyo menambahkan, selain adanya proses penjualan mesin, perseroan juga akan menyewakan sementara lahan yang berhubungan dengan bisnis tersebut.

Dia menambahkan, penjualan aset-aset itu sejalan dengan keputusan Unilever yang telah sepakat untuk menjual sejumlah merek produknya ke perusahaan investasi asal Amerika Serikat, KKR senilai EUR6,83 miliar atau US$8,04 miliar pada akhir tahun lalu.

Bila divestasi segmen spreads rampung, katanya, emiten bersandi saham UNVR akan fokus pada produk home and personal care (HPC) serta foods and refreshments sesuai dengan rencana pertumbuhan jangka panjang perseroan dan Grup Unilever.

Hingga Maret 2018, penjualan bersih UNVR mencapai Rp10,74 triliun, turun tipis dari posisi Rp10,84 triliun, bila dibandingkan dengan Maret 2017. Sancoyo menambahkan, penjualan segmen HPC mencapai 69% terhadap total penjualan perseroan.

Dia menceritakan, penjualan pada masa Lebaran tahun lalu cenderung kurang baik. Namun, Sancoyo optimis penjualan menjelang Lebaran bisa meningkat, seiring membaiknya daya beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper