Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Impor Logam AS Berpotensi Kerek Harga Kendaraan

Tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko yang dijatuhkan oleh pemerintah Amerika Serikat berpotensi membuat harga kendaraan bermotor semakin mahal.
Produk Aluminium Produksi Inalum/Setkab
Produk Aluminium Produksi Inalum/Setkab

Bisnis.com, JAKARTA – Tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko yang dijatuhkan oleh pemerintah Amerika Serikat berpotensi membuat harga kendaraan bermotor semakin mahal.

“Tarif ini akan membuat harga baja dari produsen domestik semakin mahal, mengancam daya saing industri global dan meningkatkan harga kendaraan untuk konsumen kami,” ungkap Gloria Bergquist, juru bicara Aliansi Manufaktur Otomotif AS, termasuk di dalamnya General Motors Co., Toyota Motor Corp., dan Volkswagen AG, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (1/6/2018).

“Harga kendaraan yang murah bisa mendorong penjualan, berarti pekerjaan di sektor otomotif akan semakin berkembang dan bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar yang juga bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi.”

Produsen otomotif global seperti Hyundai Motor Co. asal Korea Selatan dan Honda Motor Co. asal Jepang mengatakan bahwa keputusan Presiden AS Donald Trump sangat mengecewakan dan kontraproduktif.

“Dengan adanya pajak, maka akan meningkatkan harga kendaraan dan merugikan produsen otomotif Amerika beserta konsumennya. Apabila ada pembalasan dari rekanan trading kami maka akan menambah kerugian dan tidak membantu apapun untuk ekspor AS,” ujar John Bozzela, Presiden Global Automakers.

Sejumlah produsen otomotif membeli bahan baja dan aluminium untuk pabriknya di AS dari produsen domestik, aliansi tersebut mengatakan tarif dari AS akan mengerek harga logam yang dibuat di Amerika maupun yang diimpor.

Pihak GM dan Ford Motor Co. mengatakan dengan harga bahan dasar yang lebih mahal akan mempengaruhi keuntungan kedua perusahaan tersebut untuk tahun ini.

Pengumuman tarif impor baja dan aluminium AS pada Kamis (31/5/2018) menjadi salah satu tindakan perdagangan pemerintah AS yang paling agresif terhadap sekutu terdekatnya, yang sebenarnya justru sedang mengharapkan peringanan tarif secara permanen.

“Kami berharap akan ada evaluasi ulang untuk tarif ini sehingga mengurangi kekhawatiran dan tidak merugikan para pengguna material penting ini,’ lanjut Bergquist.

Pada perdagangan Jumat (1/6/2018) harga komoditas aluminium di London Metal Exchange (LME) melonjak 22 poin atau 0,97% menjadu US$2.292 per metrik ton.

Sedangkan, harga baja AS di Steel Dynamics Inc. tercatat masih turun tipis 0,46 poin atau 0,92% menjadi US$49,43 per metrik ton, dan mengalami kenaikan harga sebanyak 46,43% dibandingkan dengan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper