Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 97 poin atau 0,69% ke level Rp13.896 per dolar AS pada perdagangan akhir bulan Mei ini, Kamis, 31 Mei 2018.
Nilai tukar rupiah kemarin ditutup menguat pada perdagangan Rabu (30/5/2018). Rupiah ditutup menguat tipis hanya 2 poin atau 0,01% di Rp13.993 per dolar AS. Sepanjang perdagangan Rabu, rupiah bergerak di zona hijau pada kisaran level Rp13.973 – Rp14.043 per dolar AS.
Rupiah menguat pada hari Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan Bank Indonesia (BI) yang digelar kemarin, memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%.
Sementara itu, suku bunga Deposit Facility naik sebesar 25 bps menjadi 4%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%, berlaku efektif sejak 31 Mei 2018.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pihaknya memutuskan menaikkan suku bunga merupakan langkah antisipatif utk memperkuat stabilitas nilai tukar terhadap perkiraan suku bunga AS yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko di pasar global. "Keputusan ini merupakan langkah kebijakan jangka pendek yang menekankan pada stabilitas rupiah," kata Perry, Rabu (30/5).
Rupiah kemarin menguat di saat pergerakan mata uang lain di asia cenderung variatif, dengan penguatan terbesar dialami rupee India yang terapresiasi 0,54%, disusul dolar Singapra yang menguat 0,28%. Di sisi lain, won Korea Selatan melemah paling tajam terhadap dolar AS dengan depresiasi 0,39%, disusul ringgit Malaysia yang melemah 0,18%.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,38% atau 0,365 poin ke level 94,455 pada pukul 16.47 WIB, Rabu.
Berikut pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini.
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 97 poin atau 0,69% ke level Rp13.896 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 115 poin atau 0,82% ke level Rp13.878 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 103 poin atau 0,74% ke level Rp13.890 per dolar AS.
Rupiah menguat 108 poin atau 0,77% ke Rp13.885 per dolar AS
Nilai tukar rupiah menguat 99 poin atau 0,71% ke Rp13.894 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (31/5/2018).
Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (31/5/2018) di Rp13.951 per dolar AS, menguat 81 poin atau 0,57% dari posisi Rp14.032 pada Rabu (30/5). Kurs jual ditetapkan Rp14.021 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.881 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.
Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah terpantau menguat 103 poin atau 0,74% ke level Rp13.890 per dolar AS pada pukul 11.13 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 38 poin atau 0,27% di posisi Rp13.955 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp13.885 – Rp13.961 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Rabu (30/5), rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,01% di level Rp13.993 per dolar AS.
Rupiah memimpin penguatan mata uang di Asia pagi ini, diikuti won Korea Selatan yang menguat 0,55%, ringgit Malaysia dengan 0,30%, dan dolar Taiwan sebesar 0,28%. Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia terpantau melandai 0,03% atau 0,026 poin ke level 94.043 pada pukul 11.04 WIB.
Nilai tukar rupiah menguat 99 poin atau 0,71% ke Rp13.894 per dolar AS seiring pergerakan IHSG menjelang akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (31/5/2018).
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan dolar bergerak melemah pada level 94,0-94,30 terhadap beberapa mata uang utama dunia terutama euro, seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan keluarnya Italia dari mata uang tunggal Euro.
Rupiah sendiri diperkirakan menguat terhadap dolar AS seiring masih cukup rendahnya yield US treasury yang bergerak di level 2,85%. Kenaikan suku bunga BI 7-DRR sebesar 25 bps menjadi 4,75% kemarin diperkirakan juga berdampak positif terhadap rupiah.
“Rupiah kemungkinan menguat kembali ke level Rp13.900-Rp 13.960 per dolar AS,” jelas Ahmad dalam risetnya.
Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.951 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (31/5/2018).
Data yang diterbitkan BI pagi ini terpantau menempatkan Jisdor di Rp13.951 per dolar AS, menguat 81 poin atau 0,57% dari posisi Rp14.032 pada Rabu (30/5/2018).
Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah menguat 90 poin atau 0,64% ke level Rp13.903 per dolar AS pada pukul 10.12 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 38 poin atau 0,27% di posisi Rp13.955 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp13.903 – Rp13.961 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Rabu (30/5), rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,01% di level Rp13.993 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia terpantau turun tipis 0,002 poin ke level 94,067 pada pukul 10.05 WIB.
Nilai tukar rupiah lanjut menguat 90 poin atau 0,64% ke Rp13.903 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (31/5/2018).
Nilai tukar rupiah menguat 36 poin atau 0,26% ke Rp13.957 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (31/5/2018).
Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka menguat 28 poin atau 0,20% di Rp13.955 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (31/5/2018).
Indeks dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Kamis (31/5/2018) mencoba menguat, setelah dibuka stagnan.
Indeks dolar AS pada pk. 07.07 WIB menguat 0,019 poin atau 0,02% ke level 94,088.
Pada perdagangan Rabu, indeks dolar AS melemah 0,79% ke level 94,069. Dolar Amerika Serikat melemah di tengah penguatan euro setelah partai terbesar Italia akan membuat upaya baru untuk membentuk pemerintah koalisi dan mengakhiri kekacauan politik.
Dilansir Reuters, Partai 5 Star Movement dikabarkan akan berusaha berkompromi dengan partai lain untuk pencalonan nama lain sebagai menteri ekonomi Italia.
Sebelumnya, krisis di Italia dimulai ketika partai 5 Star Movement dan Liga sayap kanan membatalkan rencana mereka untuk membentuk koalisi setelah kepala negara Italia memveto calon menteri ekonomi yang diajukan mereka, Paolo Savona. Hal ini meningkatkan prospek adanya pemilihan awal, yang dikhawatirkan pasar akan menjadi referendum de facto atas penggunaan mata uang euro oleh Italia.
Pada Rabu, euro menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah Italia menetap di bawah level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Euro, yang jatuh ke level terendah 10 bulan di US$1,1510 pada hari Selasa, naik 1,2% ke level US$1,1676 pada Rabu, meski masih melemah 4% sepanjang bulan ini terhadap dolar.
"Kami melihat dorongan perdagangan hari ini. Pasar melewati kepanikan dari kemarin sehingga semua yang terjual kembali naik, euro khususnya," kata Greg Anderson, kepala analis mata uang global di BMO Capital Markets, seperti dikutip Reuters.
Erin Browne, kepala alokasi aset di UBS Asset Management di New York mengatakan bahwa meskipun kekhawatiran Italia akan meninggalkan zona euro, atau "Quitaly," berkurang pada hari Rabu, jalan menuju resolusi kemungkinan masih akan bergelombang.