Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara masih Perkasa saat Minyak kian Loyo

Penguatan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (29/5/2018), di tengah kekhawatiran seputar suplai.
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (29/5/2018), di tengah kekhawatiran seputar pasoknya.

Pada perdagangan Selasa, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 (kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam), ditutup menguat 0,55% atau 0,50 poin di posisi US$90,70/metrik ton.

Ada pun pada perdagangan Senin (28/5), harga batu bara kontrak Januari 2019 rebound dan berakhir menguat 1,12% atau 1 poin di posisi 90,20.

Dalam risetnya, Shanghai Cifco Futures memaparkan terdapat wacana di pasar tentang biro keselamatan kerja yang mengharuskan tambang yang berproduksi di atas kapasitas untuk menghentikan operasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan suplai.

“Jumlah persediaan batu bara yang lebih rendah pada utilitas juga membantu mendukung kontrak berjangka,” jelasnya, seperti dilansir dari Bloomberg.

Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah Amerika Serikat turun untuk hari kelima berturut-turut pada perdagangan Selasa (29/5), karena pasar terbebani prospek peningkatan produksi dari Arab Saudi dan Rusia.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli ditutup melemah 1,7% atau 1,15 poin di level US$66,73 per barel di New York Mercantile Exchange. Sesi penurunan kelima berturut-turut dan yang terpanjang sejak Februari.

Di sisi lain, Brent berjangka untuk pengiriman Juli mampu naik 0,09 poin atau 0,12% dan berakhir di level US$75,39 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Arab Saudi dan Rusia pekan lalu mengisyaratkan akan mengembalikan sebagian output yang mereka kurangi sejak akhir 2016 saat mereka berusaha untuk menguras kelebihan pasokan global.

Saat ini, pasar sedang menunggu pertemuan OPEC dan mitra-mitranya di Wina pada akhir Juni untuk mengetahui apakah pembatasan output akan tetap berlangsung.

"Jelas, komentar dari Rusia dan Arab Saudi meletuskan gelembung itu," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, seperti dikutip Bloomberg.

“Ada beberapa skeptisisme tentang apakah mereka akan menindaklanjuti atau tidak. Akan ada kekhawatiran sampai pertemuan bulan depan," lanjutnya.

Wacana mengenai peningkatan output dari dua eksportir minyak terbesar dunia menghapuskan reli bulan ini pada WTI, yang telah dipicu oleh kekhawatiran bahwa pasokan dari Iran dan Venezuela akan menyusut.

Para menteri energi dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait berencana bertemu pada Sabtu pekan ini untuk membahas masalah-masalah OPEC, menurut sumber yang mengetahui rencana ini.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

29 Mei

90,70 (+0,55%)

28 Mei

90,20 (+1,12%)

25 Mei 

89,20 (-1,55%)

24 Mei

90,60 (+0,17%)

23 Mei             

90,45 (-1,09%) 

 

 

 

 

 Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper