Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Melemah di Tengah Kekhawatiran Politik Italia

Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (29/5/2018), karena gejolak politik di Italia memicu kekhawatiran terhadap stabilitas zona euro dan saham bank-bank AS melemah.
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada perdagangan Selasa (29/5/2018), karena gejolak politik di Italia memicu kekhawatiran terhadap stabilitas zona euro dan saham bank-bank AS melemah.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 391,64 poin atau 1,58% dan ditutup di level 24,361.45, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 31,47 poin atau 1,16% ke 2.689,86 dan Nasdaq Composite turun 37,26 poin atau 0,5% ke 7.396,59.

Pemerintahan koalisi yang direncanakan sejak pemilu bulan Maret lalu di Italia gagal terbentuk, sedangkan calon terbaru perdana menteri gagal mendapatkan dukungan dari partai politik besar di negara tersebut.

Krisis politik di Italia, dan ancaman terhadap proyek euro yang diwakilinya, memicu larinya investor ke aset safe haven seperti obligasi pemerintah AS, menurunkan imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun dan memicu kerugian bagi bank-bank AS.

"Hubungan langsung antara pemerintah Italia dan S&P 500 lemah, tetapi secara tidak langsung mengingatkan orang pada ketidakpastian geopolitik," kata Ed Keon, kepala strategi investasi di QMA, seperti dikutip Reuters.

Saham bank-bank besar AS juga tertekan oleh outlook dari JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley. Kepala bank korporasi dan investasi JPMorgan mengatakan, pendapatan pasar kuartal kedua banknya akan datar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, kepala divisi manajemen kekayaan Morgan Stanley mengatakan kegiatan perusahaan telah melambat sejak Maret, menurut laporan CNBC yang dikutip Reuters.

Saham JPMorgan Chase yang merosot 4,3% menjadi penekan utama pada indeks S&P 500. Sementara itu, saham Morgan Stanley turun 5,8%, persentase penurunan terbesar kedua pada indeks.

Sementara itu, sektor energi juga melemah menyusul penurunan harga minyak mentah AS di tengah ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Rusia dapat meningkatkan output untuk menyeimbangkan potensi kekurangan pasokan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper