Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan AS-Korut Batal, Wall Street Memerah

Dibatalkannya rencana pertemuan pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) serta ancaman pengenaan tarif terhadap impor kendaraan membebani bursa Wall Street pada perdagangan Kamis (24/5/2018).
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA – Dibatalkannya rencana pertemuan pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) serta ancaman pengenaan tarif terhadap impor kendaraan membebani bursa Wall Street pada perdagangan Kamis (24/5/2018).

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,3% atau 75,05 poin di level 24.811,76, indeks S&P 500 melandai 0,20% atau 5,53 poin di 2.727,76, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup turun tipis 0,02% atau 1,53 poin di level 7.424,43.

Pada Rabu (23/5), Presiden AS Donald Trump memerintahkan Departemen Perdagangan AS untuk menyelidiki apakah impor kendaraan dan suku cadang mengancam keamanan nasional AS dan merugikan industri otomotif AS khususnya.

Langkah ini dinilai dapat mendorong Negeri Paman Sam untuk menerapkan tarif baru terhadap kendaraan-kendaraan yang datang dari luar negara, sekaligus menambah kusut negosiasi dagang dengan China dan mitra dagang AS lainnya.

Kemudian pada Kamis (24/5) waktu setempat, Trump mengumumkan pembatalan mendadak atas rencana tatap muka pertamanya dengan Kim Jong Un yang sedianya akan berlangsung di Singapura pada 12 Juni 2018.

Dalam sebuah surat resmi yang ditujukan kepada Kim, Trump menyebutkan "permusuhan terbuka" yang dilontarkan Pyongyang dan memperingatkan bahwa militer AS siap terhadap tindakan apapun dari Korut.

“Para pelaku pasar sebelumnya benar-benar lega bahwa itu [pertemuan] akan terjadi,” kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

“Saya masih tidak akan terkejut melihat situasi berbalik dalam beberapa pekan ke depan saat setiap pihak duduk dan berpikir tentang apa yang benar-benar untuk kepentingan terbaiknya,” tambahnya, seperti dilansir Reuters.

Pada saat yang sama, pelemahan saham energi menyusul penurunan harga minyak juga membebani pasar, dengan indeks energi pada S&P berakhir turun 1,7%. Di sisi lain, rebound saham General Electric sebesar 3% dan saham Netflix yang naik 1,3% mampu menopang pasar dan membatasi pelemahan bursa.

Nilai pasar saham Netflix menggelembung hingga menembus rekor US$153 miliar serta untuk pertama kalinya melampaui Walt Disney Co. Ini sekaligus menjadikannya sebagai perusahaan hiburan paling berharga di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper