Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bumi Serpong Damai (BSDE) Rancang 2 Aksi Korporasi

Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. menyiapkan strategi pembelian kembali saham perseroan serta penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dalam beberapa bulan ke depan untuk membantu memulihkan harga saham perseroan dan menjamin ketersedian modal.
BSD/jibiphoto
BSD/jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. menyiapkan strategi pembelian kembali saham perseroan serta penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dalam beberapa bulan ke depan untuk membantu memulihkan harga saham perseroan dan menjamin ketersedian modal.

Hermawan Wijaya, Direktur Bumi Serpong Damai, mengatakan bahwa dua aksi korporasi tersebut tidak saling berhubungan satu sama lain, meskipun besarnya pembelian kembali saham dan rencana penambahan modal sama-sama maksimal 10% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Dua aksi korporasi emiten dengan kode saham BSDE ini baru akan dieksekusi perseroan setelah mengantongi persetujuan dari rapat umum pemegang saham luar (RUPSLB) biasa yang akan digelar pada 27 Juni 2018.

Hermawan mengatakan, perseroan memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan atau buyback lantaran melihat harga saham perseroan di pasar kini tidak lagi mencerminkan nilai perseroan yang sesungguhnya.

Dengan melakukan buyback, jumlah saham beredar perseroan akan menjadi lebih terbatas, sehingga diharapkan dengan pasokan yang terbatas, harga akan terapresiasi. Perseroan akan melakukan aksi ini secara bertahap selama 18 bulan setelah RUPSLB dengan alokasi dana sekitar Rp3,3 triliun.

“Kami melihat ada peluang untuk kita meningkatkan value dari BSDE yang bisa kita berikan kepada pemegang saham. Dengan buy back saham ini akan meningkatkan return on equity dan return on assets untuk BSDE,” katanya, Rabu (23/5/2018).

Aksi buy back ini tidak mesti dilanjutkan hingga seluruh alokasi anggaran Rp3,3 triliun terserap atau 10% saham terbeli, tetapi sejauh harga saham perseroan sudah mencapai titik wajarnya.

Sementara itu, rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMT HMETD) dipersiapkan sebagai strategi untuk mengamankan ketersedian modal perseroan. Sejauh ini belum ditentukan siapa yang akan menjadi pembeli siaga bagi saham yang dilepas perseroan.

Dengan mengantongi persetujuan dari pemegang saham, perseroan sewaktu-waktu dapat menerbitkan saham baru kepada pihak tertentu bila membutuhkan tambahan modal untuk kebutuhan ekspansi.

Harga pelaksanaan untuk aksi korporasi ini sekurang-kurangnya Rp1.698 per saham. Total dana yang diperoleh dari PMTHMETD ini sekurang-kurangnya akan mencapai Rp3,27 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian tanah, pengembangan proyek dan infrastruktur, serta cadangan dana operasional perseroan.

Aksi korporasi ini pun akan dilakukan secara bertahap dengang jangka waktu 24 bulan atau 2 tahun.

Hermawan menegaskan bahwa pelaksanaan dua aksi korporasi ini tidak akan dilakukan berbarengan. Perseroan tidak menggunakan dana yang dikantongi dari hasil PMTHMETD untuk melakukan buy back saham atau tambal sulam.

“Dua aksi ini memang kelihatan bertentangan, yang satu buyback, yang lain menerbitkan saham baru, tetapi pelaksanaannya tidak berurutan, ini dua hal yang terlepas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper