Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Perusahaan Tunda IPO, Ini Tanggapan BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara perihal banyaknya perusahaan yang menunda initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana.
Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Alpino Kianjaya (kiri) berbincang dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih Sandiaga Uno, di sela-sela pembukaan perdagangan saham dan peresmian OK OCE Stock Center di Jakarta, Jumat (2/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Alpino Kianjaya (kiri) berbincang dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih Sandiaga Uno, di sela-sela pembukaan perdagangan saham dan peresmian OK OCE Stock Center di Jakarta, Jumat (2/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara perihal banyaknya perusahaan yang menunda initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menjelaskan, tidak ada waktu yang buruk untuk melakukan IPO. Sebab, tujuan dari IPO adalah untuk mendapatkan modal dari masyarakat luas.

"Bagi bursa setiap waktu itu good timing. IPO sekarang sudah dapat pembeli, banyak pembeli long term untuk disimpan kalau kinerja perusahaan bagus," kata dia di kantornya, Rabu (23/5/2018).

Dia menambahkan, keputusan untuk melakukan IPO, menunda, atau bahkan membatalkan adalah murni kewenangan masing-masing perusahaan. Namun jika alasan penundaan adalah karena kondisi market, menurutnya kurang tepat.

Menurutnya, penurunan indeks tidak hanya terjadi di pasar modal Tanah Air. Momentum penurunan yang terjadi sejak dua bulan terakhir juga bukan karena kondisi ekonomi nasional atau kinerja emiten yang buruk, melainkan karena faktor global.

Alpino mengingatkan kepada publik mengenai potensi rebound. Dia mencontohkan krisis ekonomi pada 20 tahun silam di mana nilai tukar rupiah anjlok sangat dalam dan pergerakan indeks juga cukup negatif. Namun kondisi itu perlahan mulai berbalik.

"Sekarang pertumbuhan ekonomi positif, jadi tidak ada masalah. Tidak krisis [seperti 20 tahun lalu]. Keputusan IPO adalah hak masing-masing, kami hanya menyediakan fasilitas dan mempermudah," ujarnya.

Untuk mengantisipasi semakin banyaknya perusahaan yang melakukan penundaan IPO, bursa terus melakukan edukasi ke calon emiten bahwa kondisi fundamental ekonomi cukup meyakinkan dan peluang bangkitnya indeks cukup besar.

Sejauh ini, sejumlah perusahaan telah memutuskan untuk membatalkan atau menunda IPO. Pertama, PT Artajasa Pembayaran Elektronis yang merupakan cucu usaha PT Indosat Tbk. yang melakukan penundaan karena ada hambatan dalam peraturan Bank Indonesia (BI).

Kedua, PT Harvest Time, cucu usaha dari PT Hanson International Tbk. Penundaan Harvest dilakukan karena adanya masalah hukum.

Ketiga, PT Wahana Vinyl Nusantara, produsen pipa merek Rucika dengan alasan kondisi pasar. Keempat, PT Wijaya Karya Realty dengan alasan sama.

Kelima, PT PG Rajawali I belum lama ini juga memutuskan untuk menunda IPO hingga semester I/2019. Alasannya perseroan melakukan pemantapan persiapan aksi korporasi dan menunggu konfirmasi dari Komite Privatiasasi BUMN terkait kelayakan PG Rajawali untuk IPO.

Keenam, Gresik Jasatama yang menunda IPO karena merasa terhambat dengan aturan soal akusisi perusahaan terbuka. Pasalnya, perusahaan tersebut rencananya akan diakuisisi oleh Pelindo III.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper