Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS TENGAH 22 MEI: Terdepresiasi 2 Poin, Mayoritas Kurs Asia Menguat

Kurs jual ditetapkan Rp14.249 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.107 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (22/5/2018) di Rp14.178 per dolar AS, terdepresiasi 2 poin atau 0,01% dari posisi Rp14.176 pada Senin (21/5).

Kurs jual ditetapkan Rp14.249 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.107 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah menguat 12 poin atau 0,08% ke level Rp14.178 per dolar AS pada pukul 11.21 WIB, setelah dibuka menguat 25 poin atau 0,18% di posisi Rp14.165.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.164 – Rp14.189 per dolar AS. Adapun pada perdagangan kemarin, Senin (21/5), rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,24% ke level Rp14.190 per dolar AS.

Rupiah menguat di saat mayoritas mata uang lain di Asia juga menguat siang ini, dipimpin oleh won Korea Selatan yang terapresiasi 0,66%, disusul rupee India yang menguat 0,26%.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia terpantau melemah 0,1% atau 0,091 poin ke level 93.556 pada pukul 10.15 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka turun 0,15% atau 0,138 poin di posisi 93,539, setelah pada perdagangan Senin (21/5) ditutup menguat 0,04% atau 0,04 poin ke level 93,677.

Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik di Oanda mengatakan imbal hasil obligasi AS yang turun dari level tertinggi tujuh tahun pekan lalu kemungkinan mendorong pelaku pasar untuk melakukan profit taking taruhan dolar bullish mereka.

"Investor bersiap sejak lama... jadi pada akhirnya mereka akan melakukan profit taking," kata Innes, seperti dikutip Reuters.

Dia mencatat bahwa sementara prospek jangka pendek dolar masih terlihat positif, satu faktor yang patut diperhatikan adalah apakah sentimen bisnis dan prospek ekonomi di negara-negara maju selain AS akan mulai membaik.

Optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi global yang sinkron tersebut telah menjadi salah satu faktor yang membebani dolar pada awal tahun ini.

Terlepas dari faktor itu, dolar AS telah didukung oleh data ekonomi AS yang solid dalam beberapa bulan terakhir, yang mendukung kebijakan pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve tahun ini, serta meningkatnya imbal hasil obligasi AS.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

22 Mei

14.178

21 Mei

14.176

18 Mei

14.107

17 Mei

14.074

16 Mei

14.094

 

 

 

 

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper