Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Rebound, Analis: Belum Ada Sentimen Positif dari Dalam Negeri

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat hanya 1 poin atau 0,01% ke level Rp14.189 per dolar AS pada pukul 9.26 WIB, setelah dibuka menguat 25 poin atau 0,18% di posisi Rp14.165.
Rupiah./.Bisnis-Rachman
Rupiah./.Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini, Selasa (22/5/2018) bergerak tipis di zona hijau setelah ditutup melemah pada perdagangan sebelumnya, di tengah koreksi indeks dolar AS.

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat hanya 1 poin atau 0,01% ke level Rp14.189 per dolar AS pada pukul 9.26 WIB, setelah dibuka menguat 25 poin atau 0,18% di posisi Rp14.165.

Adapun pada perdagangan kemarin, Senin (21/5), rupiah ditutup melemah 34 poin atau 0,24% ke level Rp14.190 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan rupiah menguat hari ini karena koreksi tipis pada indeks dolar AS. Namun, secara keseluruhan pergerakan dolar masih terlihat kuat, sehingga masih akan membayangi gerak rupiah.

“Rupiah belum ada sentimen positif dari dalam negeri. Defisit neraca perdagangan bulan April yang dirilis beberapa hari lalu sangat memukul rupiah,” ungkap Ariston kepada Bisnis.com, Selasa (22/5/2018).

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback  terhadap mata uang utama dunia terpantau melemah 0,13% atau 0,123 ke level 93,554 pada pukul 9.25 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka turun 0,15% atau 0,138 poin di posisi 93,539, setelah pada perdagangan Senin (21/5) ditutup menguat 0,04% atau 0,04 poin ke level 93,677.

Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik di Oanda mengatakan imbal hasil obligasi AS yang turun dari level tertinggi tujuh tahun pekan lalu kemungkinan mendorong pelaku pasar untuk melakukan profit taking taruhan dolar bullish mereka.

"Investor bersiap sejak lama. Jadi pada akhirnya mereka akan melakukan profit taking," kata Innes, seperti dikutip Reuters.

Dia mencatat bahwa sementara prospek jangka pendek dolar masih terlihat positif, satu faktor yang patut diperhatikan adalah apakah sentimen bisnis dan prospek ekonomi di negara-negara maju selain AS akan mulai membaik.

Optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi global yang sinkron tersebut telah menjadi salah satu faktor yang membebani dolar pada awal tahun ini.

Terlepas dari faktor itu, dolar AS telah didukung oleh data ekonomi AS yang solid dalam beberapa bulan terakhir, yang mendukung kebijakan pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve tahun ini, serta meningkatnya imbal hasil obligasi AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper