Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH 22 MEI: Spot Ditutup Menguat 0,34%

Nilai tukar rupiah berakhir menguat 48 poin atau 0,34% pada Rp14.142 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018). Sepanjang hari ini, pergerakan rupiah di pasar spot konsisten menguat.
Petugas menata tumpukan uang rupiah./JIBI-Rachman
Petugas menata tumpukan uang rupiah./JIBI-Rachman
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir menguat 48 poin atau 0,34% pada Rp14.142 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018).

Sepanjang hari ini, pergerakan rupiah di pasar spot konsisten menguat, sejak pembukaan nilai tukar rupiah menguat 25 poin atau 0,18% ke level Rp14.165 per dolar AS.

Sedangkan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat melemah pada penutupan perdagangan Senin Senin (21/5/2018), di tengah depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup melemah 0,24% atau 34 poin di Rp14.190 per dolar AS, yang merupakan level terlemahnya sejak Oktober 2015, setelah dibuka dengan depresiasi 28 poin atau 0,20% di Rp14.184 per dolar AS. Nilai tukar rupiah terus melemah bahkan sempat menembus level Rp14.200 pada Senin.

Kepada Bisnis.com, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengemukakan serangkaian sentimen baik dari dalam maupun luar negeri menekan rupiah atas posisinya terhadap dolar AS.

“Padahal BI sudah menaikkan suku bunga, dan pertemuan AS dan China ada keputusan [menangguhkan pengenaan tarif]. Harusnya dolar mengalami pelemahan. Ternyata tidak,” kata Ibrahim.

Dipaparkan olehnya, yield obligasi AS bertenor 10 tahun bertahan di level tingginya, yaitu melampaui angka 3%, padahal sebelumnya di kisaran 2,89%. Dengan adanya peningkatan tersebut ujarnya, kemungkinan besar bank sentral AS akan menaikkan suku bunganya.

Berikut pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini.

16:05 WIB
Pukul 15.59 WIB: Spot Ditutup Menguat 48 Poin di 14.142

Nilai tukar rupiah berakhir menguat 48 poin atau 0,34% di Rp14.142 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018).

15:35 WIB
Pukul 15.27 WIB: Spot Menguat 49 Poin ke 14.141

Nilai tukar rupiah menguat 49 poin atau 0,35% ke Rp14.141 per dolar AS seiring pergerakan IHSG menjelang penutupan perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018).

13:40 WIB
Pukul 13.10 WIB: Spot Menguat 46 Poin ke 14.144

Nilai tukar rupiah menguat 46 poin atau 0,32% ke Rp14.144 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada awal sesi II perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018).

11:44 WIB
Pukul 11.23 WIB: Spot Rupiah Menguat 13 Poin

Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 13 poin atau 0,09% ke level Rp14.177 per dolar AS.

09:07 WIB
Pukul 9.00 WIB: Spot Rupiah Menguat 3 Poin ke 14.187

Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 3 poin atau 0,02% ke level Rp14.187 per dolar AS.

08:11 WIB
Pukul 8.00 WIB: Rupiah Dibuka Menguat 25 Poin ke 14.165

Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 25 poin atau 0,18% ke level Rp14.165 per dolar AS.

07:20 WIB
Indeks Dolar AS Melemah, Mampukah Mata uang Garuda Rebound

Setelah hanya mampu menguat tipis pada penutupan perdagangan Senin, indeks dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018) mulai babak pelemahannya.

Indeks dolar AS melemah pagi ini, setelah bursa AS menguat signifikan di saat pasar merespons kesepakatan perdagangan antara AS dengan China dan kedua pihak akan menunda “perang dagang” dengan saling membalas pengenaan tarif produk impor.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018), indeks dolar AS dibuka ke 93,539 setelah pada Senin ditutup di level 93,677 (+0,04%). Pada pk. 06:53 WIB, indeks dolar AS melemah 0,11 atau 0,13% ke level 93,539.

Indeks dolar menjadi petunjuk kekuatan mata uang tersebut atas sejumlah mata uang utama lainnya di dunia.

Seperti diketahui, indeks dolar telah menguat berkelanjutan pada rentang perdagangan 14-21 Mei 2018, di saat imbal hasil obligasi AS berada di level puncaknya, yaitu melewati angka 3%.

Kenaikan yield tersebut dibarengi ekspektasi pasar akan ada kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve) pada pertemuan Juni 2018.

Sentimen positif pasar dating setelah Menteri Keuangan AS pada akhir pekan lalu memberi pernyataannya AS menunda perang perdagangan, di tengah kemajuan dalam pembicaraan dengan China.

"Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat cenderung buruk bagi pasar negara berkembang," kata tim strategi Citigroup Inc Mark Schofield seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/5/2018).

 


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper