Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Pelemahan Rupiah, IHSG Terpuruk di Akhir Sesi I

IHSG melemah 0,72% atau 41,73 poin ke level 5.741,57 pada akhir sesi I, setelah juga dibuka melemah 0,07% atau 4,07 poin ke di level 5.779,24. Pada perdagangan Jumat pekan lalu (18/5), IHSG ditutup melemah 0,56% atau 32,61 poin di level 5.783,31.
Proyeksi Market : Indeks Cenderung Flat, Saatnya Trading Saham CPO, Mining, dan Consumer
Proyeksi Market : Indeks Cenderung Flat, Saatnya Trading Saham CPO, Mining, dan Consumer

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/5/2018).

IHSG melemah 0,72% atau 41,73 poin ke level 5.741,57 pada akhir sesi I, setelah juga dibuka melemah 0,07% atau 4,07 poin ke di level 5.779,24. Pada perdagangan Jumat pekan lalu (18/5), IHSG ditutup melemah 0,56% atau 32,61 poin di level 5.783,31.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.719,47 – 5.786,39. Sebanyak 135 saham menguat, 210 saham melemah, dan 236 saham stagnan dari 582 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG tertekan di zona merah dengan pelemahan terbesar dialami sektor finansial yang merosot 1,61%, disusul sektor infrastruktur yang turun 1,26%.

Adapun tiga sektor lainnya menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin oleh sektor pertanian yang menguat 2,38%.

William Surya Wijaya, Vice President of Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas,  mengatakan pelemahan IHSG hari ini dipengaruhi oleh faktor konsolidasi di tengah fluktuasi pada nilai tukar rupiah.

NIlai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 43 poin atau 0,30% ke level Rp14.199 per dolar AS pada pukul 11.55 WIB.

“Rupiah diproyeksi melemah hingga 14.300 sampai pekan depan,” kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira kepada Bisnis hari ini, Senin (21/5/2018).

Dia mengemukakan efek dari kenaikan bunga acuan BI memang tidak terlalu berdampak positif ke pelaku pasar, karena hanya naik 25 bps menjadi 4,5%. R

“Respons BI agak terlambat dan hanya naik 25 bps bukan 50 bps.” Kata Bhima.

Sebelumnya investor sudah melakukan price in atau antisipasi kebijakan bunga acuan ke harga saham. Efek kenaikan bunga acuan juga tidak bisa menahan besarnya tekanan global.

Sementara itu, indeks saham lain di Asia Tenggara menguat siang ini, di antaranya FTSE Straits Time Singapura yang naik 0,86%, FTSE Malay KLCI yang menguat 0,42%, SE Thailand yang mengaut 049%, dan PSEi Filipina dengan kenaikan 0,31%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper