Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Kian Menjulang

Harga batu bara melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (17/5/2018), seiring meningkatnya permintaan dari China.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (17/5/2018), seiring meningkatnya permintaan dari China.

Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 1,10% atau 1 poin di posisi US$92,25/metrik ton.

Adapun pada perdagangan Rabu (16/5/2018), harga batu bara kontrak Januari 2019 berakhir dengan kenaikan 0,33% atau 0,30 poin di posisi 91,25.

“Permintaan yang kuat dari China mengisyaratkan persediaan sebelum musim panas, yang juga terjadi sebelum musim dingin lalu,” terang perusahaan utilitas asal Swedia Bixia, seperti dikutip dari Bloomberg.

Adapun menurut analis Guotai Junan Futures Jin Tao, ekspektasi cuaca yang lebih panas dan konsumsi batu bara yang lebih tinggi pada beberapa bulan ke depan memberi sentimen positif untuk harga.

Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah global berakhir menguat bahkan sempat menembus level US$80 per barel pada perdagangan Kamis (17/5/2018). Level itu mampu ditembus untuk pertama kalinya sejak akhir 2014 di tengah meningkatnya tanda-tanda bahwa cadangan minyak dunia menyusut.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli ditutup menguat 0,02 poin atau 0,03% di level US$79,30 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah sebelumnya mencapai US$80,50, level intraday tertinggi sejak November 2014.

Minyak mentah patokan global ini diperdagangkan pada spread US$7,73 dibanding West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman bulan yang sama, terbesar sejak 2015.

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni cenderung flat pada level US$71,49 per barel di New York Mercantile Exchange.

Penguatan Brent ditopang pemangkasan output OPEC yang memperketat cadangan di seluruh dunia serta prospek pengiriman dari Venezuela dan Iran yang memburuk.

Namun, penguatan minyak mentah AS tertahan karena rekor output dari ladang minyak shale dan peningkatan pengeboran membatasi ruang penguatan. Spread yang semakin lebar antara Brent dan WTI mendorong ekspor minyak AS yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Kelebihan pasokan global telah diberantas dan OPEC masih belum mengatakan apa-apa tentang mengakhiri kesepakatan lebih awal, yang hanya baik untuk pasar,” kata Ashley Petersen, analis minyak di Stratas Advisors di New York, seperti dikutip Bloomberg.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

17 Mei

92,25

(+1,10%)

16 Mei

91,25

(+0,33%)

15 Mei

90,95

(-0,76%)

14 Mei

91,65

(+2,23%)

11 Mei             

89,65                               

(+1,47%)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper