Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naiknya Suku Bunga Malah Picu Kekhawatiran, IHSG Ditutup Melemah

IHSG ditutup melemah 0,56% atau 32,61 poin ke level 5.783,31, setelah dibuka dengan penguatan 0,26% atau 15,13 poin di level 5.831,05. Adapun pada perdagangan Kamis (17/5), IHSG ditutup melemah 0,44% atau 25,54 poin di level 5.815,92.
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup berbalik melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (18/5/2018).

IHSG ditutup melemah 0,56% atau 32,61 poin ke level 5.783,31, setelah dibuka dengan penguatan 0,26% atau 15,13 poin di level 5.831,05. Adapun pada perdagangan Kamis (17/5), IHSG ditutup melemah 0,44% atau 25,54 poin di level 5.815,92.

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.783,31–5.843,45. Dari 582 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 148 saham menguat, 237 saham melemah, dan 197 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, didorong sektor aneka industri yang melemah 2,47%, disusul sektor properti yang melemah 1,27%.

Adapun  hanya sektor pertanian dan tambang yang menguat masing-masing 1,87% dan 1,65% dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.

Meski ditutup melemah, IHSG bergerak di zona hijau pada sebagian besar hari ini, setelah Bank Indonesia kemarin memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menilai pelemahan indeks dipicu mencuatnya kekhawatiran pada sektor properti dan perbankan di saat tren suku bunga yang kembali naik.

Seperti yang telah banyak diantisipasi, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang berlangsung 16-17 Mei memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%.

Gubenur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan faktor kenaikan suku bunga disebabkan faktor internal, terutama defisit neraca perdagangan. "Ini reaksi pelaku usaha melihat dari sektor ekonomi kita," ujarnya, Jumat (18/5/2018).

Menurut Agus, pasar melihat neraca perdagangan April 2018 yang mengalami defisit sebesar US$1,6 miliar. Selain itu, pasar disebut turut dipengaruhi oleh serangan pengeboman di Indonesia. Terkait dengan pengeboman ini, kondisi tersebut dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas ekonomi.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 juga berbalik melemah 0,87% atau 4,35 poin ke level 497,18 setelah dibuka dengan penguatan 0,42% atau 2,13 poin di posisi 503,66.

Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau bergerak variatif, dengan indeks SE Thailand yang menguat 0,01%, indeks PSEi Filipina melemah0,28%, dan indeks FTSE Malay KLCI stagnan, sedangkan indeks FTSE Straits Time Singapura melemah 0,22%,

 

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

HMSP

-1,92

ASII

-2,97

BBCA

-1,36

BBRI

-1,67

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

UNVR

+1,48

BMRI

+1,49

DSSA

+19,96

PGAS

+3,94

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper