Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Trump Komentari Perdagangan China, Tiga Indeks Wall Street Ditutup Melemah

Bursa saham Amerika Serikat mengakhiri perdagangan Kamis (17/5/2018) dengan pelemahan karena investor mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan perdagangan dan kenaikan harga minyak mentah.
Bursa AS ditutup melemah pada perdagangan Kamis./.Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS ditutup melemah pada perdagangan Kamis./.Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA –Bursa saham Amerika Serikat mengakhiri perdagangan Kamis (17/5/2018) atau Jumat pagi WIB (19/5/2018) dengan pelemahan karena investor mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan perdagangan dan kenaikan harga minyak mentah.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 54,95 poin atau 0,22% ke level 24.713,98, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 2,33 poin atau 0,09 ke level 2.720,13 dan Nasdaq Composite turun 15,82 poin atau 0,21% ke 7.382,47.

Komentar Presiden AS Donald Trump bahwa China telah menjadi sangat dimanjakan dengan perdagangan, meningkatkan keraguan investor terhadap usaha AS untuk menghindari perang perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

"Saya pikir kekacauan perdagangan ini tentu saja mempengaruhi suasana hati," kata Jim Bell, Presiden Direktur Bell Investment Advisors di Oakland, California, seperti dikutip Reuters.

"Ini menjadi sangat nyata, bisnis di AS menderita," kata Bell. "Masalah dengan tarif impor, mereka selalu buruk, mereka selalu meningkatkan biaya hampir seluruhnya untuk konsumen dan mereka menghancurkan lebih banyak pekerjaan daripada yang mereka ciptakan."

Sementara itu, ketegangan di Timur Tengah menandakan berkurangnya pasokan minyak dan mengirim harga minyak mentah ke level tertinggi dalam 3,5 tahun. Indeks sektor energi pada menguat 1,3%, kenaikan terbesar di antara sektor lain pada indeks S&P 500

Sementara itu, saham berkapitalisasi kecil di AS mencatat kinerja lebih baik daripada saham lain yang lebih besar, dengan indeks Russell 2000 ditutup pada rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut, sementara perusahaan yang lebih besar dengan eksposur global lebih tertekan oleh kenaikan harga minyak dan penguatan dolar.

"Perusahaan kecil tidak terkena dinamika perdagangan internasional," kata Bell.

Laporan ekonomi menunjukkan angka pengangguran AS turun ke level terendah sejak 1973. Kondisi pasar tenaga kerja yang semakin ketat dan menguatnya inflasi mendorong kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan depan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun AS ditutup pada 3,1131%, mendekati level tertinggi dalam hampir tujuh tahun terakhir dan menekan sektor yang sensitif dengan suku bunga seperti telekomunikasi, real estate dan saham utilitas karena investor berspekulasi apakah obligasi menawarkan alternatif yang menarik dibandingkan saham yang lebih berisiko.

Saham Cisco Systems adalah menjadi penekan terbesar pada indeks S&P 500 dan Nasdaq setelah ditutup melemah 3,8% meskipun mencatat kinerja laba dan pendapatan kuartal pertama yang di atas perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper