Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Data Tunjukkan Kejutan Lonjakan Pasokan, WTI Melemah

Harga minyak mentah Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini mulai melemah, setelah laporan industri menunjukkan kejutan lonjakan minyak mentah AS.
Harga minyak melmah pagi ini./.Reuters
Harga minyak melmah pagi ini./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini mulai melemah, setelah laporan industri menunjukkan kejutan lonjakan minyak mentah AS.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli diperdagangkan pada US$71,14 per barel pada pembukaan perdagangan Rabu (16/5/2018).

Sementara itu pada perdagangan Selasa, harga minyak ditutup menguat 0,54% ke US$71,37 per barel di New York Mercantile Exchange.

Untuk minyak Brent pengiriman Juli naik 0,2 poin atau 0,26% ke level US$78,43 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London pada penutupan perdagangan Selasa.

WTI pagi ini melemah setelah American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak mentah AS naik 4,85 juta barel pekan lalu, angka itu jauh di atas perkiraan analis dalam survei oleh Bloomberg yang memprediksi penurunan 2 juta barel. API juga menunjukkan peningkatan pasokan minyak mentah di Cushing, Oklahoma.

"Ini benar-benar kejutan kenaikan pasokan. Peningkatan pasokan yang dikombinasikan dengan peningkatan cadangan di Cushing dalam paliran Energy Information Administration akan meningkatkan selisih kontrak antara bulan pertama dan kedua,” kata James Williams, presiden peneliti energi WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Pada awal sesi, para pelaku pasar berfokus pada kesenjangan yang semakin lebar antara AS dan patokan global. Penguatan dolar AS dan goyahnya pasar saham memperlemah daya tarik minyak AS, sementara mitra globalnya tetap didukung oleh risiko geopolitik.

Sejumlah besar sumur minyak yang masih dapat dibor dan potensi peningkatan output telah membebani harga minyak WTI, kata Walter Zimmermann, kepala analis teknis di ICAP-TA.

"Mungkin ada beberapa produsen di AS serius melakukan lindung nilai, sedangkan saya tidak melihat ada yang tertarik untuk melindungi diri dari Brent karena ketakutan geopolitik ini," ungkapnya.

Minyak mentah telah menguat menyusul penarikan AS dari perjanjian nuklir Iran 2015 dan pengenaan sanksi kembali terhadap salah satu produsen terbesar OPEC tersebut. Pertanyaan kuncinya saat ini adalah apakah produsen minyak mentah utama lainnya akan meningkatkan output untuk mengisi kekosongan ekspor Iran.

“Karena minyak mentah cenderung memuncak pada kondisi di Timur Tengah, dan karena ledakan dramatis dari spread harga WTI-Brent yang melebar dan karena pasar saham terlihat tidak pasti, ada daftar alasan mengapa setiap kenaikan lebih lanjut menjadi tidak berkelanjutan,” kata Zimmermann.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper