Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melampaui Rp14.100, Tekanan Dolar AS Dominan

Rupiah bergerak melemah tembus Rp14.100 per dolar Amerika Serikat, tertekan oleh penguatan dolar AS. Indonesia juga menjual obligasinya setelah merilis data perdagangan terburuk selama empat tahun.
Mata uang dolar Amerika Serikat/Antara
Mata uang dolar Amerika Serikat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah bergerak melemah tembus Rp14.100 per dolar Amerika Serikat, tertekan oleh penguatan dolar AS. Indonesia juga menjual obligasinya setelah merilis data perdagangan terburuk selama empat tahun.

Pada perdagangan Rabu (16/5/2018) pukul 14.38 WIB, rupiah terdepresiasi 52 poin atau 0,37% menjadi Rp14.089 per dolar AS. Sebelumnya pada hari yang sama, rupiah menyentuh Rp14.109 per dolar AS.

Data Bloomberg memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.070 – Rp14.109 per dolar AS.

Penguatan dolar AS juga mendorong pelemahan sejumlah mata uang di Asia. Won, mata uang Korea Selatan mengalami pelemahan terparah bersama dengan mata uang garuda dengan pelemahan 4,1 poin atau 0,38% menjadi 1.078 won per dolar AS.

Indeks dolar AS mencapai 93,32 pada Rabu (16/5) yang tercatat sebagai level tertinggi pada tahun ini dan dalam lima bulan terakhir, dikutip dari laporan resmi PT Monex Investindo Futures.

Peluang perang dagang besar-besaran antara AS dan China menipis menyetir investor untuk beralih fokus ke treasury AS selama 10 tahun. Adapun, imbal hasilnya melonjak hingga ke atas 3% menjadi 3,089 dan tercatat sebagai level tertinggi dalam 7 tahun.

“Kenaikan imbal hasil itu memperlebar selisih suku bunga antara AS dan negara maju lainnya, meningkatkan daya tarik dolar,” kata sejumlah analis PT Monex Investindo Futures dalam laporan riset.

Selain menurunnya ketegangan perang dagang AS dengan China, data penjualan ritel AS juga mengalami kenaikan 0,3% sesuai dengan ekspektasi pasar.

Dari domestik, 16 ekonom badan survei Bloomberg mengungkapkan bahwa Bank Indonesia diperkirakan akan menaikkan suku bunga 7-days Reverse Repo Rate sebanyak 25 basis poin hingga 4,5% pada 17 Mei.

Adapun, faktor yang semakin mendorong pelemahan rupiah adalah defisit perdagangan yang melebar menjadi US$1,63 miliar pada April, jauh dari estimasi ekonom yang mengatakan akan mengalami surplus sebesar US$773 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper