Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akses SUN Ritel Online Dinaikan Jadi Rp5 Triliun

Jika sebelumnya pemerintah hanya menetapkan target indikatif SUN Ritel Online sebesar Rp1 triliun dengan sistem tolak jika sudah melebihi jumlah tersebut, kali ini pemerintah melakukan perluasan akses hingga Rp5 triliun.
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, JAKARTA— Jika sebelumnya pemerintah hanya menetapkan target indikatif SUN Ritel Online sebesar Rp1 triliun dengan sistem tolak jika sudah melebihi jumlah tersebut, kali ini pemerintah melakukan perluasan akses hingga Rp5 triliun.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman bahkan memastikan di tengah masa pendaftaran naik terus, pemerintah akan terus melakukan upsize.

"Karena ini lewat internet dan tidak mendekati langsung dengan konsumer mereka, kami memasang target kurang lebih Rp1 triliun, tapi kami bisa akses sampai Rp5 triliun," katanya, Jumat (11/5/2018).

Luky mengemukakan pelaksanaan penjualan SBN ritel secara online ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.08/2018 tentang Penjualan Surat Utang Negara Ritel di Pasar Perdana Domestik. Aturan ini juga merevisi dari PMK Nomor 42 Tahun 2014 tentang Penjualan Obligasi Negara kepada investor ritel di pasar perdana.

Dirinya mengklaim tim dari Kementerian Keuangan sudah bekerja sejak 2017, untuk pembuatan sistem, IT, regulasi, dan menjalin beragam kerja sama dengan banyak pihak.

Luky mengatakan SBR003 diterbitkan dengan dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum pemesanan Rp 3 miliar. Sedangkan yield atau imbal hasil dari surat utang ini sekitar 6,8% yang berpacuan pada BI 7 Days Repo Reverse Rate plus spread.

"Kami juga sudah punya mitra distribusi, lalu bekerja sama dengan otoritas lain seperti BI dan OJK, kita lakukan simulasi, dan Insha Allah semua sudah siap. Kita akan wujudkan pada Senin ini tanggal 14 Mei 2018 untuk dilelang," ujarnya.

Luky mengemukakan hal ini juga menjadi bagian upaya pemerintah untuk mendalami pasar, sekaligus untuk peningkatan inklusi keuangan. Sebab, pasar yang disasar bukan hanya 40 tahun ke bawah tapi juga generasi milenial.

Adapun, agen online terdiri dari 9 perusahaan yakni PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale, dan PT Investree Radhika Jaya.

Meski akan fokus menerapkan sistem daring, tetapi pemerintah juga masih membuka kesempatan dalam pembelian secara konvensional melalui 17 agen perbankan dan 2 perusahaan efek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper