Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim penerbitan SBN ritel online nantinya dapat menjaring investor surat berharga negara (SBN) berusia muda.
Direktur Jenderal Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, sejauh ini, SBN lebih didominasi oleh investor yang berumuran 40 tahun keatas.
"Kita berharap bisa memperluas investor base kita, kita berharap citizen yang berusia dibawah 40 tahun," katanya, dalam Media Briefing Perkembangan Pengembangan Pembiayaan APBN, di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Menurut Luky, hal yang membuat generasi muda tidak terlalu banyak berinvestasi dikarenakan, prosedur yang rumit dan pencitraan dari investasi yang terlalu berlebihan.
"Bond itu dianggap high profile, tranfer bank harus daftar atau sebagainya, kita ingin simplifikasi [dengan SBN ritel online ini]," imbuhnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk menerbitkan instrumen surat berharga negara (SBN) ritel online dengan batas minimal investasi lebih rendah dari Rp5 juta. Adapun, SBN ritel online tersebut akan diterbitkan pertama kali pada 14 Mei mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel