Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Kedelai China Anjlok Setelah 15 Tahun

Impor kedelai China, yang sudah mengucilkan pasokan AS karena ketegangan perdagangan meningkat, diperkirakan anjlok untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade karena konsumsi untuk sektor peternakan babi menurun.
Kedelai/Reuters
Kedelai/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Impor kedelai China, yang sudah mengucilkan pasokan AS karena ketegangan perdagangan meningkat, diperkirakan anjlok untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade karena konsumsi untuk sektor peternakan babi menurun.

Berdasarkan data Pusat Informasi Minyak dan Biji-bijian Nasional China (CNGOIC), impor dari pembeli teratas dunia kemungkinan mengalami pengurangan hingga 1 juta metrik ton ke posisi 95 juta ton pada tahun tanam mulai 1 Oktober, kemerosotan pertama sejak 15 tahun, dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/5/2018).

Perusahaan China tidak lagi membeli kedelai dari AS mulai April, meskipun harganya lebih murah US$8 per ton dari pasokan Brasil. China membeli kedelai dari Brasil saat ini sebelum membeli dari AS pada Oktober.

Pembelian akan dikurangi karena naiknya harga kedelai olahan dan penurunan jumlah peternak babi yang mengurangi permintaan untuk minyak kedelai, berdasarkan laporan CNGOIC. China merupakan pemilik peternakan babi teratas dunia dan menjadi konsumen serta pembeli kedelai dari seluruh dunia untuk diolah menjadi pakan ternak.

Harga babi telah merosot 30% pada tahun ini dan untuk daging babi mengalami penurunan sebanyak 20% karena kelebihan pasokan.

Impor kedelai telah mengalami lonjakan hingga 22% pada April mencapai 6,92 juta ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya, berdasarkan data bea cukai yang dirilis pada Selasa. Pembelian berkurang hingga sekitar 14% dari tahun sebelumnya dan merupakan pembelian bulanan terendah selama tiga tahun.

Kedelai telah menjadi kunci utama pasar setelah China mengatakan pada bulan lalu akan memberlakukan tambahan pajak 25% untuk pengiriman dari AS.

Dewan Ekspor Kedelai AS mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan China tidak melakukan pembelian kedelai AS karena telah merasakan risiko saat melakukan pembelian dan kemudian dikenakan pajak.

Negara di Asia juga melakukan pembatalan pembelian dari AS dan mengakibatkan kemerosotan selama tiga minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015.

Laporan CNGOIC menyebutkan produksi kedelai domestik China mengalami peningkatan sebanyak 1,3 juta ton menjadi 15,8 juta ton, tingkat tertinggi sejak 2006.

Sementara itu, di daerah Timul Laut provinsi Heilongjiang dan Jilin telah merilis pemberitahuan darurat yang meminta petani untuk meningkatkan penanaman kedelai karena prioritas politik berjanji akan memberikan subsidi tambahan.

Berdasarkan ramalan pusat, impor kanola, sebagai pengganti kedelai, diperkirakan naik menjadi 4,6 juta metrik ton pada 2018-2019, naik dari sebelumnya hanya berjumlah 4,3 juta metrik ton pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper