Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ABMM Siap Rampungkan Akuisisi Tambang Batu Bara

Perusahaan investasi, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) siap merampungkan aksi akuisisi tambang pada paruh pertama tahun ini.
Tambang batu bara ABM Investama
Tambang batu bara ABM Investama

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan investasi, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) siap merampungkan aksi akuisisi tambang pada paruh pertama tahun ini.

Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk. (ABMM) Adrian Sjamsul mengungkapkan persiapannya mengakuisisi tambang batu bara dengan dengan tipe kalori 4.200 kcal/kg. Dia mengungkapkan, perseroan telah mengkaji 125 perusahaan tambang.

"Kami sudah ada short list, ada sekitar 5 tambang batubara yang sedang kami perhatikan, di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur," ungkapnya di Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Pertimbangan yang dilakukan emiten bersandi ABMM dalam mengakuisis tambang batubara adalah keterjangkauan logistik dan tambang brownfield. Manajemen perusahaan ingin mengakuisi tambang brownfield agar pada tahun ini bisa langsung berkontribusi pada EBITDA.

Dia mengatakan, telah ada dua bank yang mendukung aksi akusisi perusahaan tambang perseroan dengan menawarkan pinjaman masing-masing senilai US$100 juta dan US$150 juta. Adrian mengatakan, perseroan juga masih memiliki kas senilai US$150 juta.

ABMM kini memiliki 300 juta metrik ton cadangan batubara dari dua tambang yakni di Aceh dan Kalimantan. Pada 2018, perseroan memproyeksikan produksi bisa mencapai 9 juta ton, naik sekitar 14% dari realisasi produksi pada 2017 sebesar 7,9 juta ton.

Pada kuartal I/2018, ABMM berhasil membukukan pendapatan bersih senilai US$184,55 juta, naik 9,17% dari posisi US$169,04 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan bersih mencatatkan peningkatkan, akan tetapi laba yang dibukukan oleh perseroan mengalami tekanan.

Adrian menuturkan, tekanan laba pada kuartal I/2018, disebabkan pada kontrak yang meningkat. Dia mengatakan, peningkatan beban di kontrak tersebut tidak sesuai dengan rencana awal. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$6,91 juta, turun 51% dari posisi US$14,26 juta per Maret 2017.

Hingga akhir 2018, ABMM memproyeksikan pertumbuhan pendapatan akan mencapai 8%--10%. Dia pun mengharapkan tidak akan ada peningkatan beban yang signifikan yang berpotensi menimbulkan koreksi yang dalam.

Adapun fokus utama ABMM pada 2018 akan melakukan diversifikasi di bidang ketenagalistrikan dan pada 2017 ABMM memutuskan kembali ke bisnis inti di bidang energi khususnya pertambangan dan perdagangan batubara.

Sejalan dengan penerbitan global bond pada 2017 yang bertujuan untuk memperkuat struktur pendanaannya, ABM berencana untuk melakukan akuisisi tambang baru yang akan memperkuat bisnis inti, khususnya untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper