Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tunggu Putusan Trump Soal Iran, Minyak Mentah Mendekati Level US$70

Harga minyak mentah Amerika Serikat nyaris menyentuh level US$70 per barel untuk pertama kalinya sejak November 2014 karena pelaku pasar bersiap untuk pengenaan kembali sanksi AS terhadap produsen minyak, Iran.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat nyaris menyentuh level US$70 per barel untuk pertama kalinya sejak November 2014 karena pelaku pasar bersiap untuk pengenaan kembali sanksi AS terhadap produsen minyak, Iran.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni naik 0,16% atau 0,11 poin ke level US$69,83 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 8.33 WIB. WTI ditutup 0,3% pada level US$69,91 per barel pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Juli naik 0,08% atau 0,06 poin ke level US$74,93 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London pada pukul yang sama.

Dilansir Bloomberg, meskipun Presiden AS Donald Trump belum mengumumkan apakah negaranya akan menarik diri dari kesepakatan antara Iran dan sejumlah negara lain karena batas waktu 12 Mei semakin dekat, para pejabat pememrintah AS memposisikan untuk negosiasi.

Kesepakatan nuklir yang dilakukan pada 2015 meringankan sanksi terhadap anggota terbesar ketiga OPEC tersebut dengan ganti pembatasan program nuklirnya, dan tindakan baru AS dapat menghambat ekspor minyak Iran.

Iran telah keluar melawan kenaikan harga minyak, setelah menguat sekitar 16% tahun menyusul kesepakatan pemotongan output oleh OPEC dan sekutunya serta meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah.

Seorang pejabat pemerintah Iran mengatakan pada Minggu (6/5) bahwa minyak mentah di posisi US$60 sampai US$65 per barel merupakan harga yang "cocok,", menandakan perpecahan dengan sesama anggota kelompok Arab Saudi yang dikatakan bertujuan untuk mencapai harga minyak US$80.

"Sanksi baru, yang akan menghapus beberapa pasokan minyak mentah Iran dari pasar global, akan memperketat keseimbangan antara permintaan dan penawaran dan mendukung harga minyak mentah," ungkap Takayuki Nogami, kepala ekonom di Badan Minyak, Gas & Logam Nasional Jepang, seperti dikutip Bloomberg.

 "Meskipun mungkin ada profit taking mengingat harga minyak saat ini, hal tersebut akan bersifat terbatas karena kekhawatiran atas Iran meningkat," lanjutnya.

Meskipun menolak untuk mengungkapkan apa yang akan dia lakukan pada 12 Mei, Trump mengulangi keyakinannya bahwa kesepakatan yang ada adalah "kesepakatan yang mengerikan bagi AS."

Namun, dia menambahkan, "Itu tidak berarti saya tidak akan merundingkan perjanjian baru. Namun, Iran mengesampingkan pembicaraan baru, menyebut perjanjian saat ini  tidak dapat dinegosiasikan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper