Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Emiten: ADRO, HADE, dan ETWA Siapkan Akuisisi

Akuisisi dengan nilai besar akan dilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk. (ADRO). Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyampaikan, saat ini perusahaan masih dalam proses akuisisi tambang kokas Kestrel di Australia.
Suasana Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Suasana Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Akuisisi dengan nilai besar akan dilakukan oleh sejumlah emiten di antaranya PT Adaro Energy Tbk. (ADRO). Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyampaikan, saat ini perusahaan masih dalam proses akuisisi tambang kokas Kestrel di Australia.

Bersama dengan EMR Capital, Adaro hendak mengambil alih 80% saham milik Rio Tinto di tambang tersebut. Nilai akuisisi mencapai US$2,25 miliar dengan kontribusi Adaro 49%.

"Mudah-mudahan Mei atau Juni transaksi ini selesai, dan Adaro makin cepat dalam mengembangkan bisnis cooking coal," tuturnya.

Adapun, emiten perdagangan minyak dan gas, PT Himalaya Energi Perkasa Tbk. (HADE) menargetkan aksi akuisisi Panca Sinergi Perkasa bakal rampung pada akhir 2018.

Direktur Utama PT Himalaya Energi Perkasa Tbk. Piter Rasiman mengatakan, rencana akuisisi perusahaan pembangkit mini hidro tersebut masih terganjal proses administrasi. Dia mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan(OJK) meminta Panca Sinergi Perkasa (PSP) melengkapi letter of waiver dari bank.

"Bank [yang bersangkutan] belum memberikan surat kepada PSP, sehingga rencana akuisisi masih tertunda. Kami harapkan bisa rampung pada November 2018," ungkapnya di Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Piter mengatakan, dana yang akan dialokasikan untuk mengakuisisi 99,9% saham PSP maka perseroan mengalokasikan dana senilai Rp390 miliar. Dana akuisisi tersebut rencananya akan diperoleh dari aksi rights issue Himalaya Energi Perkasa bila sudah memperoleh izin dari OJK.

Menurutnya, bila PSP berhasil diakuisisi oleh perseroan, maka pendapatan dan laba akan membesar pada 2019. Alasannya, PSP telah memiliki kontrak jual beli dengan PLN pada 7 pembangkit listrik mini hidro.

Sementara itu, emiten produsen bahan kimia dan perkebunan kelapa sawit PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA) menargetkan proses merger dengan perusahaan mitra rampung pada kuartal III/2018.

Direktur Eterindo Wahanatama Azwar Alinuddin menyampaikan, perusahaan membutuhkan dana investasi pengembangan sebesar Rp260 miliar. Terkait sumber pendanaan, hal itu tak terlepas dari rencana ETWA melakukan merger dengan salah satu mitra.

Kedua belah pihak sudah melakukan kesepakatan secara informal. Proses finalisasi merger dengan mitra yang bergerak di bisnis perkebunan kelapa sawit ini diharapkan rampung pada September 2018.

“Kita sedang menggodok dalam finalisasi ada banyak kerja sama yang kita lakukan, seperti management agreement, merger agreement. Nah langkah-langkah ini masih dalam tahap pembicaraan semua. Sekitar September 2018 sudah finalisasi semua [proses merger],” tuturnya, Rabu (2/5/2018).

Azwar menyebutkan, mitra baru ETWA bukan berasal dari pemegang saham ataupun perusahaan afiliasi.

Dia optimistis, setelah proses merger rampung, perusahaan dapat memacu kinerja operasional dan keuangan. Per Juni 2017, ETWA membukukan penjualan senilai Rp23,7 miliar dengan rincian produk biodiesel Rp1,44 miliar, kimia Rp17,37 miliar, dan tandan buah segar (TBS) Rp4,88 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper