Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Q1/2018 Produksi Turun, ADRO Masih Optimistis Raih Target

Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) masih optimistis meraih target produksi batu bara pada tahun ini sebesar 54 juta--56 juta ton, walaupun produksi pada kuartal I/2018 menurun.
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) masih optimistis meraih target produksi batu bara pada tahun ini sebesar 54 juta--56 juta ton, walaupun produksi pada kuartal I/2018 menurun.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyampaikan pada kuartal I/2018 produksi batu bara perseroan sejumlah 10,95 juta ton, turun 7,67% year on year (yoy) dari sebelumnya 11,86 juta ton. Penjualan juga melesu 9,14% yoy menjadi 10,93 juta ton dari kuartal I/2017 sebesar 12,03 juta ton.

Penurunan produksi dan penjualan batu bara disebabkan curah hujan yang tinggi, sehingga menghambat operasional. Namun, Adaro masih berada dalam posisi mencapai target produksi 2018.

Target produksi batu hitam perseroan pada 2018 sebesar 54 juta - 56 juta ton. Volume itu meningkat dari realisasi 2017 sebesar 52,64 juta ton.

"Walaupun cuaca buruk mempengaruhi operasional, Adaro Energy mempertahankan komitmennya sebagai pemasok yang andal bagi para pelanggan dengan memperkuat kendali dan pemantauan terhadap operasi tambang," paparnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (27/4/2018).

Penjualan batu bara pada kuartal I/2018 didominasi pasar Indonesia sebesar 22%, selanjutnya Jepang 15%, Korea Selatan 12%, China 12$, dan Malaysia 11%. Perusahaan berkomitmen terus memenuhi kewajiban Domestic Market Obligations (DMO).

Kendati volume penjualan menurun, kinerja keuangan ADRO pada kuartal I/2018 masih meningkat karena memanasnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 14% yoy. Tercatat pendapatan perusahaan mencapai US$763,96 juta, naik 5,15% yoy dari sebelumnya US$726,55 juta.

Beban pokok pendapatan naik menjadi US$537,58 juta dari kuartal 1/2017 senilai US$508,96 juta. Namun, laba bruto masih meningkat menuju US$226,37 juta dari sebelumnya US$217,58 juta.

Sementara itu, laba bersih Adaro pada kuartal I/2018 mencapai US$74,43 juta. Nilai itu menurun 23,37% yoy dari sebelumnya US$97,13 juta.

"Penurunan laba disebabkan kenaikan beban pokok pendapatan, beban operasional, serta biaya keuangan karena peningkatan LIBOR," paparnya.

Sementara itu, liabilitas perseroan per Maret 2018 turun menjadi US$2,61 miliar dari sebelumnya US$2,72 miliar. Liabilitas jangka pendek juga terkoreksi menuju US$713,24 juta dari kuartal I/2017 sebesar US$773,30 juta.

Ekuitas perusahaan meningkat menjadi US$4,16 miliar dari sebelumnya US$4,09 miliar. Total aset ADRO per Maret 2018 turun tipis menjadi US$6,77 miliar dibandingkan kuartal I/2017 senilai US$6,81 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper