Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wacana Nuklir Iran Bayangi Stok AS, Harga Minyak Menguat

Harga minyak mentah berhasil berakhir menguat pada perdagangan Rabu (25/4/2018), saat investor tetap fokus pada setiap sinyal dari Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap kesepakatan nuklir Iran, membayangi laporan persediaan minyak AS yang bearish.
Minyak West Texas Intermediate/Reuters
Minyak West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berhasil berakhir menguat pada perdagangan Rabu (25/4/2018), saat investor tetap fokus pada sinyal dari Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap kesepakatan nuklir Iran. Hal tersebut, membayangi laporan persediaan minyak AS yang bearish.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 berakhir naik 35 sen di level US$68,05 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 6% di atas rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2018 naik 14 sen dan ditutup di US$74 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,95 terhadap WTI Juni.

Dilansir Bloomberg, bursa minyak di New York berakhir 0,5% lebih tinggi pada Rabu setelah berfluktuasi selama sesi perdagangan. Data yang dirilis Energy Information Administration (EIA) sebelumnya mengejutkan para pedagang, yang menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan.

Pada akhir sesi, investor kembali fokus pada pernyataan Macron dan masalah yang masih ada seputar kesepakatan nuklir Iran.

“Hal terjadi di sini adalah Iran dan penghitungan mundur hingga 12 Mei, tenggat waktu untuk keputusan AS mengenai memperbarui sanksi Iran,” kata Rob Thummel, direktur pelaksana di Tortoise. “Itulah yang dilihat pelaku pasar untuk petunjuk dan perdagangan.”

Para investor menunggu-nunggu komentar dari Macron, yang mendorong batas diplomasi internasional, sebagai upaya terakhirnya untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran.

Pada awal sesi, harga minyak mentah sempat melemah menyusul rilis data EIA yang menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah AS sebesar 2,17 juta barel pekan lalu, lebih besar dari peningkatan 1,1 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute (API) sebelumnya.

“Kenaikan itu didorong oleh utilisasi kilang yang turun beberapa poin persentase, dan juga fakta bahwa impor secara mengejutkan sangat kuat,” kata Joseph Bozoyan, seorang manajer portofolio di Manulife Asset Management LLC di Boston.

Laporan EIA menunjukkan pasokan minyak mentah AS naik menjadi 429,7 juta barel pekan lalu, karena pemanfaatan kilang berdetak lebih rendah. Pada saat yang sama, ekspor minyak mentah melonjak untuk pekan kedua ke level tertinggi.

Pasokan bensin naik 840.000 barel, terbesar sejak akhir Februari. Adapun minyak yang disimpan di Cushing, Oklahoma, naik 459.000 barel pekan lalu, dan produksi minyak mentah mencapai rekor tertinggi baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper