Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dow Jones Rebound, Nasdaq Turun Hari Kelima

Pergerakan tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berakhir variatif pada perdagangan Rabu (25/4/2018), saat optimisme atas laporan keuangan mengimbangi kegelisahan meningkatnya imbal hasil obligasi AS dan biaya perusahaan.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berakhir variatif pada perdagangan Rabu (25/4/2018), saat optimisme atas laporan keuangan mengimbangi kegelisahan meningkatnya imbal hasil obligasi AS dan biaya perusahaan.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,25% atau 59,7 poin di level 24.083,83, mematahkan rentetan pelemahan lima hari berturut-turut sebelumnya.

Indeks S&P 500 naik 0,18% atau 4,84 poin di 2.639,4, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup turun tipis 0,05% atau 3,62 poin di level 7.003,74.

S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mampu berakhir di zona positif setelah sesi yang berliku, namun Nasdaq membukukan penurunan hari kelima beruntun, terbebani saham teknologi.

“Investor menyadari bahwa pemotongan pajak tentu saja meningkatkan pendapatan dan mereka juga telah melihat peningkatan dalam pertumbuhan lini teratas,” kata Bernard Baumohl, kepala ekonom global di Economic Outlook Group di Princeton, New Jersey.

“Tapi kami agak lama sehubungan dengan siklus ini. Suku bunga juga bergerak lebih tinggi. Dan pada titik tertentu ada pertanyaan berapa lama lagi ekspansi ekonomi ini dapat terus tumbuh,” lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahuan, patokan untuk biaya pinjaman global, berakhir di atas 3% setelah pasokan utang pemerintah melonjak karena kekurangan pendapatan menyusul langkah perombakan pajak besar-besaran.

Sementara itu, saham Boeing naik 4,2% setelah perusahaan membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan di tengah kuatnya penjualan pesawat komersial.

Namun, saham Twitter turun 2,4% setelah perusahaan media sosial itu menyatakan perkiraan perlambatan pertumbuhan pendapatan dan peningkatan biaya.

“Ini bukan misteri mengapa hal-hal ini terjadi,” kata Baumohl. "Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika tensi perdagangan meningkat. Bagaimana itu akan mempengaruhi Caterpillar? Bagaimana kira-kira separuh dari saham S&P 500 yang bergantung pada penjualan luar negeri?”

Pada perdagangan Selasa (24/4), saham Caterpillar turun 6,2% terlepas dari hasil laporan keuangannya, ketika investor dikhawatirkan peringatan tentang biaya yang lebih tinggi.

Sejauh ini, sebanyak 31% perusahaan S&P 500 telah merilis laporan keuangan, sekitar 81,2% di antaranya mampu mencatat hasil di atas perkiraan konsensus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper