Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Hampir Setahun, Bursa Buka Suspensi SAFE

Pencabutan sanksi tersebut didasari pada pemenuhan kewajiban perseroan untuk memenuhi penyampaian laporan keuangan interim yang berakhir per 31 Maret 2017.
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya mencabut suspensi perdagangan efek perusahaan transportasi PT Steady Safe Tbk.

Pencabutan sanksi tersebut didasari pada pemenuhan kewajiban perseroan untuk memenuhi penyampaian laporan keuangan interim yang berakhir per 31 Maret 2017.

“Bursa mencabut penghentian sementara perdagangan efek perseroan di pasar reguler dan pasar tunai terhitung sejak sesi I [perdagangan efek hari ini,” kata P.H. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Mugi Bayu Pratama dalam keterbukaan informasi, Rabu (25/4/2018).

Dengan demikian, sejak hari ini efek perseroan dengan kode saham SAFE tersebut dapat diperdagangkan di seluruh pasar, setelah hampir 1 tahun tidak diperdagangkan di pasar modal.

Padaperdagangan hari ini, harga saham SAFE dibuka pada level Rp306 dan sempat melejit di kisaran Rp360. Pada penutupan sesi I, saham emiten tersebut berada di kisaran Rp310. 

Steady Safe didirikan pada 21 Desember 1971 dengan nama PT Tanda Widjaja Sakti. Menjelang IPO pada 1994 perseroan mengubah namanya menjadi PT Steady Safe Tbk.

SAFE punya 12 anak usaha dengan kepemilikan mayoritas, yaitu PT Buana Metropolitan Taksi, PT Citra Pancakabraja, PT Wahana Artha Sentosa, PT Fajar Utama Semesta, PT Has Muda Internusa, PT Luhursatria Dwiraya, PT Mastrans Swadarma, PT Sembada Permai Sejati, PT Sonnypong Yatim, Steady Safe Finance BV, PT Volgren Indonesia dan  PT Infiniti Indomarga.

SAFE ikut dalam perusahaan Konsorsium Busway mulai dari koridor 1 sampai  koridor 7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper