Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Sentuh Level US$75 per Barel

Harga minyak dunia menyentuh level tertinggi sejak akhir 2014 pada Selasa (24/4/2018), terdorong oleh ekspektasi akan pembaruan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dan OPEC terus melanjutkan pembatasan produksi di tengah permintaan yang semakin melambung.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia menyentuh level tertinggi sejak akhir 2014 pada Selasa (24/4/2018), terdorong oleh ekspektasi akan pembaruan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dan OPEC terus melanjutkan pembatasan produksi di tengah permintaan yang semakin melambung.

Harga minyak di perdagangan Brent berjangka, patokan internasional untuk harga minyak global, merangkak naik ke posisi US$75,20 dalam perdagangan awal Selasa ini, level itu belum pernah dicapai sebelumnya sejak 2014.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (24/4/2018), pada pukul 08.52 WIB harga minyak Brent untuk kontrak teraktif Juni 2018 tercatat naik 0,15 poin atau 0,20% ke posisi US$74,86 per barel.

Sementara itu, pada waktu yang sama harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 turut mengalami kenaikan 0,22 poin atau 0,31% menjad US$68,86 per barel.

Pasar telah terangkat oleh pemangkasan pasokan yang diusung oleh organisasi negara pengekspor minyak mentah (OPEC) yang mengenalkan kebijakan pada 2017 dengan tujuan menopang harga di pasar. Muncul pula potensi pembaruan sanksi AS terhadap Tehran.

AS memiliki waktu hingga 12 Mei mendatang untuk memutuskan akan meninggalkan keputusan nuklir ke Iran dan sebagai gantinya memperbarui sanksi kepada anggota OPEC, yang akan memperpanjang pengetatan pasokan global.

“Harga minyak mentah saat ini berada pada posisi tertinggi selama tiga tahun terakhir, merefleksikan kekhawatiran yang sedang terjadi terkait dengan masalah geopolitik di Timur Tengah, yang menjadi setengah dari seluruh sumber pasokan dunia,” kata perwakilan Bank ANZ pada Selasa.

Usaha OPEC untuk mengetatkan pasar dipimpin oleh pengekspor papan atas Arab Saudi, negara yang mengontrol perusahaan minyak Aramco tersebut mendorong agar harga minyak terus naik.

“Kekuatan komoditas minyak berasal dari komitmen terkini Arab Saudi untuk mengembalikan harga minyak pada kisaran antara US$70 – US$80 per barel serta kembali membuat persediaan berada pada kisaran normal,” ujar William O’Loughlin, analis investasi di Australia’s Rivkin Securities.

Manajemen pasokan OPEC dan ancaman pembaruan sanksi datang bersamaan dengan melonjaknya permintaan minyak mentah dari Asia, wilayah yang menjadi konsumen terbesar minyak mentah di dunia, menyentuh rekor terbaru dan memperluas pertambangan dimulai dari China ke Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper