Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Penjualan, Mulia Industrindo (MLIA) Siap Tambah Mesin Baru

Emiten produsen keramik dan kaca, PT Mulia Industrindo Tbk. akan menambah mesin baru pada semester II/2018 untuk meningkatkan penjualan kaca.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen keramik dan kaca, PT Mulia Industrindo Tbk. akan menambah mesin baru pada semester II/2018 untuk meningkatkan penjualan kaca.

Direktur Mulia Industrindo Henry Bun mengungkapkan belanja modal pada 2017 mencapai Rp122 miliar, dan pada 2018 akan menjadi Rp180 miliar. Dia mengungkapkan, penambahan mesin produksi untuk value added produk berpotensi mengerek pendapatan pada 2019.

"Kami ada penambahan mesin untuk pembuatan kaca yang value added, harga mesin sekitar US$6 juta dolar," ungkapnya, akhir pekna lalu.

Menurutnya, mesin baru tersebut akan masuk pada kuartal III/2018. Mesin baru tersebut akan memproduksi kaca reflektif untuk gedung-gedung tinggi yang mampu menahan cahaya sinar mahatari, katanya, harga jualnya akan lebih tinggi di pasar.

Adapun, produksi kaca perseroan per hari mencapai 1700 ton per hari. Jumlah mesin yang dimiliki yakni untuk produksi kaca sebanyak 3 tungku, dua tungku untuk pembuatan botol, glass block ada 1 tungku, dan kaca pengaman ada 1 mesin.

Pada tahun ini, emiten bersandi saham MLIA memproyeksikan penjualan sekitar Rp6,6 triliun hingga Rp6,7 triliun tumbuh 5% hingga 6% year-on-year. Pada tahun depan, perseroan juga tidak akan melakukan penjualan keramik karena telah melakukan divestasi entitas anak pada akhir tahun lalu dan proses divestasi itu akan rampung pada akhir tahun ini.

Nilai penjualan keramik pada 2017 senilai Rp2,5 triliun, atau berkontribusi sekitar 40% terhadap penjualan pada tahun lalu. Divestasi keramik tersebut berpotensi membuat margin perseroan akan lebih baik.

Alasannya, divestasi entitas anak keramik karena bisnis keramik di Tanah Air tidak begitu membaik, sehingga yang positif akan masuk ke keramik. Apalagi di tengah faktor mahalnya harga gas, membuat MLIA hanya fokus pada bisnis kaca.

"Bisnis kaca, enggak hanya untuk properti, tetapi bisa untuk mobil, industri furnitur dan bisa diproses menjadi cermin," katanya.

Dia menceritakan, kendaraan yang menggunakan produk perseroan adalah bus TransJakarta. Menurutnya, bila melakukan fokus pada penjualan kaca, maka margin akan lebih tinggi dibandingkan dengan keramik. Di sisi lain, perseroan juga melihat bisnis kaca lebih baik dibandingkan keramik.

Sebagai informasi, pada tahun lalu, volume penjualan kaca lembaran, botol kemasan, glass blok, kaca pengaman otomotif dan keramik masing-masing mencapai 521,2 ribu ton, 128,9 ribu ton, 53,1 ribu ton, 644,9 ribu m2 dan 84,9 juta m2. Nilai penjualan MLIA pada 2017, senilai Rp6,27 triliun, tumbuh 8% dari posisi Rp5,79 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper