Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Jatuh Setelah Trump Kritik OPEC

Harga minyak merosot pada Jumat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik OPEC bahwa harga yang terlalu tinggi terasa terlalu dibuat-buat dan masih bersiap untuk kenaikan harga mingguan.
Suasana sidang OPEC di Vienna, Austria, Rabu (30/11)./REUTERS-Heinz-Peter Bader
Suasana sidang OPEC di Vienna, Austria, Rabu (30/11)./REUTERS-Heinz-Peter Bader

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak merosot pada Jumat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik OPEC bahwa harga yang terlalu tinggi terasa terlalu dibuat-buat dan masih bersiap untuk kenaikan harga mingguan.

Harga minyak mentah Brent berjangka turun 0,17% atau 0,23 poin menjadi US$73,61 pada perdagangan Jumat (20/4/2018) pukul 12.36 WIB. Secara year-to-date (ytd) masih surplus 10,08%

Sementara itu, di waktu yang sama harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ikut anjlok 0,24 poin atau 0,35% menjadi US$68,05 dan masih mengalami kenaikan selama tahun berjalan sebanyak 12,63%.

“Sepetinya OPEC melakukannya lagi,” ujar Trump dalam cuitannya di twitter.

“Dengan jumlah rekor harga minyak yang beredar di mana-mana, termasuk kapal bermuatan penuh di laut, tingginya harga minyak mentah saat ini terasa dibuat-buat! Tidak baik dan tidak dapat diterima!,” lanjut Trump.

Kedua pialang minyak Brent dan WTI menyentuh level tertinggi mereka sejak 2014 pada Kamis (19/42018) masing-masing mencapai US$74,75 per barel dan US$69,56 per barel, disebabkan oleh pasar yang mengetat dan naiknya permintaan.

Harga kedua kontrak tersebut sebelumnya terjual di posisi positif sebelum cuitan Trump muncul.

Menteri perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan organisasi negara pekspor minyak (OPEC) dan sekutunya masih jauh dari target, dan pengurangan pasokan masih perlu dilanjutkan.

OPEC dan sekutunya telah memangkas produksinya sejak 2017, mendorong naiknya harga. Kebijakan tersebut dijadwalkan berakhir pada akhir 2018.

Komite teknikal OPEC dan non-OPEC melakukan pertemuan di Jeddah pada Kamis lalu, sehari sebelum pertemua menteri pada hari ini. Dari pertemuan ini ditemukan pasokan minyak global menggantung, masalah ini telah ditargetkan untuk diselesaikan dan sudah hampir selesai.

“Meskipun OPEC sedang menargetkan untuk mengurangi produksi minyak ke level rata-rata lima tahun mereka pada pertemuan resmi Juni mendatang, Arab Saudi masih memiliki agenda kuat untuk melanjutkan pemangkasan dengan tujuan menyeimbangkan 2018" kata kepala strategis pasar komoditas BNP Paribas Harry Tchilinguirian kepada Forum Minyak Global Reuters.

“Data permintaan minyak global sejauh inni telah sesuai dengan ekspektasi kami, dengan capaian kuartal I 2018 mengalami pertumbuhan terkuat secara year-on-year (yoy) sejak kuartal IV 2010 pada posisi 2,55 kuta barel per hari,” kata analis bank AS Goldman Sachs, dikutip dari Reuters Jumat (20/4/2018).

Di bawah manajemen OPEC, harga minyak mentah juga disokong oleh ekspektasi bahwa AS akan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran, salah satu anggota OPEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper