Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Risiko Mereda, Dolar AS Naik Lagi

Pergerakan indeks dolar AS terpantau menguat pada perdagangan sore ini, Jumat (20/4/2018), seiring meredanya sentimen terhadap aset berisiko.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar AS terpantau menguat pada perdagangan sore ini, Jumat (20/4/2018), seiring meredanya sentimen terhadap aset berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama naik 0,087 poin atau 0,10% ke level 90,027 pada pukul 14.57 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka turun 0,034 poin atau 0,04% di posisi 89,906 setelah pada perdagangan Kamis (19/4) ditutup menguat 0,35% atau 0,317 poin di posisi 89,940.

Indeks dolar kembali menguat setelah Presiden Donald Trump tidak membuat permintaan-permintaan baru terkait perdagangan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe awal pekan ini.

“Selama berpekan-pekan, kita melihat kabar negatif silih berganti, di antaranya perang dagang, Suriah, Rusia, Facebook, Uber, Tesla,” ujar Koichi Takamatsu, kepala perdagangan forex di Nomura Securities.

“Bahkan setelah semuanya berlalu, dolar tidak turun lebih jauh. Para pelaku pasar yang menahan melakukan pembelian mulai kembali membeli,” tambahnya, seperti dikutip Reuters.

Seiring penguatan dolar, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut melemah 0,20% atau 0,22 poin ke level 107,59 per dolar AS pada pukul 15.08 WIB, setelah berakhir terdepresiasi 0,12% di posisi 107,37 pada perdagangan Kamis (19/4).

Namun, ketidakpastian atas sejumlah isu mulai dari kebijakan perdagangan AS hingga Korea Utara dan Suriah masih sedikit mempengaruhi investor. Alhasil, pergerakan dolar AS terhadap yen mengalami salah satu rentang mingguan tersempit dalam beberapa bulan.

Di sisi lain, pergerakan dolar juga mendapat dukungan dari kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi dalam satu bulan yakni 2,934%, saat harga minyak yang lebih tinggi mendorong ekspektasi inflasi.

Ekspektasi inflasi yang terkorelasi oleh gap antara imbal hasil obligasi yang terkait dengan inflasi dan obligasi konvensional naik menjadi 2,18%, level tertinggi sejak Agustus 2014.

Posisi indeks dolar AS                                       

20/4/2018

(Pk. 14.57 WIB)

90,027

(+0,10%)

19/4/2018

89,940

(+0,35%)

18/4/2018

89,623

(+0,12%)

17/4/2018

89,516

(+0,10%)

16/4/2018

89,425

(-0,42%)

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper