Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Minyak AS Merosot, Harga Kembali Menanjak

Harga minyak merangkak naik pada Rabu (18/4/2018), terdorong oleh merosotnya pasokan minyak mentah Amerika Serikat dan risiko gangguan pasokan yang sedang berlangsung.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak merangkak naik pada Rabu (18/4/2018), terdorong oleh merosotnya pasokan minyak mentah Amerika Serikat dan risiko gangguan pasokan yang sedang berlangsung.

Sebelumnya, harga minyak mentah Brent berjangka kontrak teraktif Juni 2018 pada 08.23 WIB berada pada level US$71,90 per barel, naik 0,32 poin atau 0,5% dari penutupan terakhir.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 0,33 poin atau 0,5% pada level US$66,85 per barel.

Berdasarkan laporan mingguan American Petroleum Institute (API) pada Selasa (17/4/2018), tercatat pasokan minyak AS anjlok hingga 1 juta barel pada pekan lalu, menjadi 428 juta barel. Data tersebut akan dipublikasikan oleh Energy Information Administration (EIA) pada hari ini.

Selain di AS, pasar minyak mentah telah mendapatkan dukungan terkait dengan adanya gangguan pasokan, termasuk potensi perluasan konflik dari Timur Tengah, perbaruan sanksi AS terhadap Iran dan merosotnya output setelah krisis politik dan ekonomi di Venezuela.

“Harga minyak tercatat mendekati level tertinggi selama tiga tahun [dicapai pada awal April], dan dengan kembalinya pasokan ke level normal, masalah kelebihan pasokan yang terjadi beberapa tahun terakhir sepertinya akan berakhir,” kata William O’Loughlin, analis investasi di Australia’s Rivkin Securities.

O’Loughlin menyampaikan, selain dari pembatasan produksi yang lakukan oleh organisasi negara pengekspor minyak OPEC sejak 2017, berkurangnya output dari Venezuela karena masalah politik dan ekonomi itu juga berpengaruh pada menguatnya harga minyak mentah.

“Produksi OPEC saat ini sudah lebih rendah dari ekspektasi, sebagai hasiol dari pengurangan produksi besar-besaran di Venezuela karena situasi ekonomi disana,” kata O’Loughlin.

Bank ING, Belanda mengatakan, harga Brent telah naik mencapai US$70 per barel pada April karena terkena dampak dari masalah geopolitik seiring dengan perkembangan bullish di pasar minyak.

Bank itu memprediksi kenaikan rata-rata harga Brent pada 2018 dari US$60,25 per barel menjadi US$66,50 per barel, sementara itu, untuk harga minyak WTI, ING memprediksi rata-rata harganya naik dari US$57,75 per barel menjadi US$62,50 per barel.

Untuk tahun depan, IND berekspektasi bahwa harga minyak akan turun seiring dengan meningkatnya output minyak mentah AS, yang hingga saat ini telah mengalami lonjakan sejak pertengahan 2016 menjadi lebih dari 10,5 juta barel per hari (bpd).

Kurva harga Brent dan WTI juga menunjukkan pengetatatn pasar minyak pada 2018.

Premi harga Brent dan WTI untuk kontrak Juni 2018 dan 2019 saat ini masing-masing berada pada level US$5,5 dan US$6 per barel. Nilai tersebut memicu pedagang untuk segera menjual minyak mentahnya daripada menyimpan untuk diperdagangkan pada waktu mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper