Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Bergerak Datar, Rupiah Ditutup Rebound

Rupiah rebound dengan penguatan 14 poin atau 0,1% ke level Rp13.766 per dolar AS, setelah juga dibuka dengan penguatan 12 poin atau 0,09% di Rp13.768 per dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup rebound pada perdagangan hari ini, Selasa (17/4/2018) di saat dolar AS bergerak flat.

Rupiah rebound dengan penguatan 14 poin atau 0,1% ke level Rp13.766 per dolar AS, setelah juga dibuka dengan penguatan 12 poin atau 0,09% di Rp13.768 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin (16/4/2018), rupiah berakhir melemah 25 poin atau 0,18% di posisi 13.780. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.760 – Rp13.778 per dolar AS.

Rupiah menguat di saat mata uang lainnya di Asia bergerak variatif sore ini, dengan won Korea Selatan yang terapresiasi 0,64% memimpin kenaikan mata uang Asia, disusul oleh dolar Taiwan yang menguat 0,19%.

Di sisi lain, rupee India yang melemah 0,26% memimpin pelemahan mata uang Asia lainnya, disusul yuan Offshore China yang terdepresiasi 0,11%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,06% atau 0,057 poin ke level 89,482 pada pukul 16.59 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan pelemahan tipis 0,009 poin atau 0,01% di level 89,416, setelah pada perdagangan Senin (16/4) ditutu melemah 0,42% ke level 89,425.

Dolar AS terpantau bergerak cenderung flat hari ini saat fokus pasar bergeser kembali ke kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Isu perdagangan AS kembali disorot menjelang pertemuan AS dan Jepang serta menyusul spekulasi bahwa serangan terhadap Suriah akhir pekan lalu tidak akan meningkat menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Dilansir Reuters, pelaku pasar menantikan tatap muka antara Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di resor Mar-a-Lago, Florida, pada hari ini waktu setempat. Pertemuan kedua pemimpin ini dijadwalkan akan berlangsung dua hari hingga Rabu (18/4/2018).

Pemerintah Jepang diperkirakan ingin menghindari pembicaraan tentang perjanjian perdagangan bebas dua arah, yang ditujukan tidak hanya pada akses pasar tetapi juga kebijakan moneter dan mata uang.

Namun para pedagang menduga pemerintah AS dapat memberikan tekanan pada Jepang setelah laporan makroekonomi semi-tahunan yang dirilis Departemen Keuangan AS beberapa hari lalu menempatkan Jepang dalam daftar pemantauan untuk kemungkinan manipulasi.

Trump sendiri telah menuding Rusia dan China pada hari Senin (16/4) karena mendevaluasi mata uang mereka, sehingga memicu penjualan dalam dolar AS, bahkan ketika pelemahan rubel bulan ini disebabkan sanksi AS sementara yuan telah menguat beberapa bukan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper