Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Seng Rebound dari Level Terendah dalam 4 Bulan

Harga seng rebound dari level terendah dalam lebih dari 4 bulan yang telah dibayangbayangi peningkatan pasokan.
Seng. /sciencemadness.wikia.com
Seng. /sciencemadness.wikia.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga seng rebound dari level terendah dalam lebih dari 4 bulan yang telah dibayang—bayangi peningkatan pasokan.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/4), harga seng di bursa London Metal Exchange (LME) naik 23 poin atau 0,74% menjadi US$3.117 per ton, rebound dari pelemahan 2 sesi berturut—turut yang cukup tajam hingga menyentuh level US$3.094 per ton, level terendah sejak awal Desember 2017. Secara year to date (ytd), harga melemah 6,09%.

Seng sempat menyentuh level terendah dalam 4 bulan seiring dengan spekulasi Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) yang mengindikasikan pasokan yang cukup banyak. Hal itu ditunjukkan dari spread harga menurun menjadi contango terbesar sejak Agustus.

Contango merupakan situasi pasar yang tengah mengalami kelebihan suplai sehingga mengakibatkan penjualan—penjualan bulan kontrak terjauh dengan premium dan bulan terdekat dengan discount.

“Sementara spekulasi dari NDRC menunjukkan stok akan membebani harga, seng mungkin masih memiliki kesempatan untuk rebound mengingat permintaan musiman meningkat secara bertahap,” kata Analis CRU Group di Beijing Dina Yu.

Berdasarkan data International Lead and Zinc Study Group (ILZSG). ILZSG memproyeksikan pertumbuhan permintaan seng global pada 2018 akan meningkat menjadi 2,5% secara year on year (yoy) dari 0,7% yoy di 2017.

Selain China, Amerika Serikat dan Eropa disebut akan menjadi negara—negara yang menopang sisi permintaan logam yang digunakan dalam proses pembuatan baja ini.

“Total konsumsi pada 2018 diprediksi mencapai 14,28 juta ton, lebih tinggi dari jumlah tahun sebelumnya sebesar 13,93 juta ton,” papar ILZSG.

Sementara itu, produksi penambangan seng global pada 2018 diprediksi meningkat signifikan sebesar 6% yoy menjadi 13,78 juta ton dari tahun sebelumnya sebesar 13 juta ton. Volume pasokan baru mengalami tren meningkat sejak 2016.

Adapun produksi seng olahan global diproyeksikan meningkat 3,9% yoy menjadi 14,06 juta ton dari 2017 sebesar 13,53 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper