Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Terkoreksi, Rupiah Tetap Melemah Bersama Mata Uang Asia Lainnya

Rupiah ditutup melemah 0,18% atau 25 poin di Rp13.780 per dolar AS, setelah saat dibuka dengan depresiasi 8 poin atau 0,06% di Rp13.763 per dolar AS. Pada perdagangan Jumat (13/4), rupiah berakhir menguat 23 poin atau 0,17% di posisi 13.755.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir melemah pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (16/4/2018).

Rupiah ditutup melemah 0,18% atau 25 poin di Rp13.780 per dolar AS, setelah saat dibuka dengan depresiasi 8 poin atau 0,06% di Rp13.763 per dolar AS. Pada perdagangan Jumat (13/4), rupiah berakhir menguat 23 poin atau 0,17% di posisi 13.755.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.759 – Rp13.788 per dolar AS.

Mata uang lainnya di Asia bergerak mayoritas melemah sore ini, won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,39% memimpin pelemahan sejumlah mata uang Asia, disusul oleh dolar Taiwan yang melemah 0,37%.

Di sisi lain, yen Jepang yang menguat 0,17% pada pukul 16.10 WIB, memimpin apresiasi sejumlah kecil mata uang Asia lainnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun 0,26% atau 0,233 poin ke level 89,567 pada pukul 17.03 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan penurunan tipis 0,004 poin di level 89,796, setelah pada perdagangan Jumat (13/4) mencatatkan penguatan 0,05% atau 0,049 poin dan ditutup di posisi 89,800.

Dolar AS terkoreksi, terutama terhadap yen, di saat pasar mencermati dampak serangan terhadap Suriah oleh Amerika Serikat (AS) dan aliansinya akhir pekan kemarin.

Meski demikian, koreksi dolar AS terlihat terbatas mengingat aksi militer tersebut tidak menyebabkan penghindaran aset berisiko yang meluas.

Pada Sabtu (14/4/2018) waktu setempat, AS, Perancis, dan Inggris meluncurkan rudal dengan target fasilitas senjata kimia di Suriah. Aksi ini dilakukan sebagai pembalasan atas dugaan serangan gas beracun pada 7 April.

Trump kemudian mengisyaratkan bahwa tidak akan ada tindak militer lanjutan, dengan menyatakan misi selesai setelah serangan tersebut. Bagaimanapun masih ada kekhawatiran tentang potensi reaksi Rusia terhadap sanksi ekonomi baru dari pemerintah AS.

Meskipun pemintaan untuk yen sebagai aset safe haven biasanya terdorong pada masa ketegangan politik dan gejolak pasar, penurunan dolar AS terhadap mata uang Jepang ini terbatas.

“Reaksi dalam mata uang terbatas karena Presiden Trump telah memberikan pemberitahuan terlebih dahulu tentang kemungkinan serangan terhadap Suriah, sekaligus memberi waktu yang cukup bagi para spekulan untuk bersiap-siap,” ujar Yukio Ishizuki, pakar strategi valas senior di Daiwa Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper