Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hentikan Reli Lima Hari, Harga Batu Bara Turun 0,12%

Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 0,12% atau 0,1 poin ke level US$83,55 per metrik ton.
Pekerja berjalan di atas timbunan batu bara, di Asam-asam, Kalimantan Selatan./Bloomberg-Dadang Tri
Pekerja berjalan di atas timbunan batu bara, di Asam-asam, Kalimantan Selatan./Bloomberg-Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara mengakhiri reli penguatan lima hari berturut-turut setelah ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin, Kamis (12/4/2018).

Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup melemah 0,12% atau 0,1 poin ke level US$83,55 per metrik ton.

Harga batu bara kontrak Januari 2019 menghentikan reli penguatan selama lima hari berturut-turut, setelah pada perdagangan Rabu (11/4) ditutup menguat 1,52% atau 1,25 poin ke level US$83,65 per metrik ton.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah, khususnya dari Amerika Serikat (AS), menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun di tengah kekhawatiran tercetusnya konflik akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 naik 25 sen dan berakhir di US$67,07 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2018 turun tipis 4 sen dan ditutup di US$72,02 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,07 terhadap WTI Juni.

Bursa minyak di New York memperpanjang kenaikannya di atas US$67 per barel, setelah menguat sekitar 2% pada Rabu, ke level tertinggi sejak Desember 2014.

Tingkat kepatuhan OPEC terhadap kesepakatan pengurangan output mencapai rekor untuk bulan kelima berturut-turut. Sementara itu, pengiriman dari anggota-anggota kelompok ini diperkirakan akan turun dalam empat pekan hingga 28 April, menurut Oil Movements.

Dilansir Bloomberg, Presiden Donald Trump mengatakan akan bertemu dengan penasihat keamanan nasional untuk membahas tanggapan AS atas dugaan serangan senjata kimia terhadap warga sipil oleh rezim di Suriah.

Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar, pada Rabu (11/4) dikabarkan memintas sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh pemberontak Yaman pro-Iran di atas ibukotanya, hanya beberapa jam setelah Trump memperingatkan Amerika sedang bersiap untuk menyerang Suriah.

WTI namun sempat tergelincir pada awal sesi perdagangan, ketika Presiden Donald Trump dalam akun Twitter-nya menuliskan tidak pernah menentukan kapan tepatnya serangan terhadap Suriah akan terjadi.

“Pasar minyak sangat terkait dengan ketegangan geopolitik, terutama jika berada di Timur Tengah, jantung ekspor minyak global,” ujar Fatih Birol, direktur eksekutif International Energy Agency (IEA) kepada Bloomberg Television.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

12 April

83,55

(-0,12%)

11 April

83,65

(+1,52%)

10 April

82,4

(+1,04%)

9 April

81,55

(+1,43%)

6 April

80,40

(+0,82%)

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper