Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tujuh Sektor Tertekan, IHSG Kembali Sentuh Level 6.200 Jelang Akhir Pekan

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (13/4/2018), seiring pelemahan mayoritas sektor.
Karyawan berjalan di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan berjalan di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (13/4/2018), seiring pelemahan mayoritas sektor.

IHSG ditutup melemah 0,64% atau 40,47 poin di level 6.270,33, koreksi di hari kedua berturut-turut, setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,19% atau 12,14 poin di level 6.322,95.

Pada perdagangan Kamis (12/4), IHSG melemah 0,79% atau 50,13 poin dan berakhir di level 6.310,80.

Indeks sempat rebound dan menguat hingga menyentuh level 6.335 pada awal sesi perdagangan setelah lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa2 dengan outlook stabil dari Baa3 dengan outlook positif.

Analis Moody's Anushka Shah mengatakan kenaikan ini didasari oleh kebijakan yang kredibel dan efektif sehingga membuat kondisi makro ekonomi menjadi stabil.

Moody's, ujarnya, meyakini ketahanan dan kapasitas Indonesia untuk merespons guncangan sudah membaik, didukung oleh peningkatan kekuatan penyangga finansial serta kebijakan fiskal dan moneter yang prudent.

Namun setelah membukukan rebound, pergerakan IHSG berbalik ke zona merah dan terus melemah. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.270,33 – 6.335,20.

Dari 575 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 152 saham menguat, 203 saham melemah, dan 220 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor aneka industri (-2%), infrastruktur (-1,97%), dan konsumer (-1,28%).

Adapun sektor tambang dan pertanian mampu berakhir di zona hijau masing-masing dengan kenaikan 0,53% dan 0,17%.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 berakhir melemah 0,96% atau 5,36 poin di level 553,75, setelah berakhir melorot 1,37% di posisi 559,11 pada perdagangan Kamis (12/4).

Padahal, indeks Bisnis-27 sempat rebound saat dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,43% atau 2,39 poin di posisi 561,50 pagi tadi.

Indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau variatif sore ini dengan indeks FTSE Malay KLCI (-0,27%), indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,94%), dan indeks PSEi Filipina (-1,78%).

Di kawasan Asia lainnya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing ditutup naik 0,63% dan 0,55%. Indeks Kospi Korsel juga berakhir positif dengan penguatan 0,51%.

Sementara itu di China, koreksi indeks Shanghai Composite dan CSI 300 berlanjut, masing-masing berakhir melemah 0,66% dan 0,71%. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup turun tipis 0,07%.

Secara keseluruhan, bursa saham Asia menguat mengikuti pasar ekuitas global, seiring menyusutnya kekhawatiran perang perdagangan. Indeks MSCI Asia Pacific Index naik 0,2% ke posisi 173,96 pada pukul 4.29 sore waktu Hong Kong.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

UNVR

-2,90

TLKM

-2,40

ASII

-2,59

BBCA

-1,08

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

SMMA

+13,95

BBNI

+2,02

INCO

+4,19

BRPT

+3,25

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper