Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Turunkan Peringkat Obligasi TELE

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. dari level idA menjadi idA- untuk obligasi berkelanjutan I 2015.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. dari level idA menjadi idA- untuk obligasi berkelanjutan I 2015.

Analis Pefindo Christyanto Wijaya mengungkapkan penurunan peringkat disebabkan oleh struktur permodalan perusahaan yang menjadi lebih agresif dan pelemahan perlindungan kas perusahaan akibat realisasi penjualan voucher yang lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi. Dia menambahkan Tiphone juga memiliki kebutuhan modal kerja yang tinggi.

"Peringkat idA mengindikasikan bahwa Tiphone masih kuat dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang relatif dibandingkan emiten lainnya. Meskipun demikian, penerbit surat utang ini agak rentan terhadap efek buruk perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan penerbit surat utang berperingkat lebih tinggi," ungkap Christyanto di Jakarta, Jumat (13/4/2018).

Menurutnya, peringkat dapat dinaikkan apabila emiten bersandi saham TELE ini secara signifikan bisa memperbaiki infrastruktur permodalan secara berkelanjutan dan memperkuat kinerja bisnisnya. Hal ini juga harus didukung oleh posisi likuiditas perusahaan yang kuat untuk kebutuhan modal kerjanya.

Adapun TELE adalah perusahaan yang bergerak di bidang distrbusi voucher ponsel yang didukung oleh sinergi dengan Grup Telkom, jaringan distribusi yang beragam dan luas, serta aliran pendapatan yang stabil. Peringkat tersebut juga dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif, proteksi arus kas yang lemah, persaingan yang ketat, dan marjin keuntungan yang tipis dalam bisnis distribusi voucher sebagai penghasil pendapatan utamanya.

Pada 2017, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp27,91 triliun atau naik 2% dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp27,31 triliun. Sementara itu, laba komprehensif tahun berjalan turun 10,47% menjadi Rp417,59 miliar dari sebelumnya Rp468,18 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper