Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Fluktuatif, Reksa Dana Campuran Pinnacle Andalkan Money Market

Pinnacle Granditas Dynamic Balanced Fund, produk reksa dana campuran yang baru saja diluncurkan oleh PT Pinnacle Persada Investama atau Pinnacle Investment untuk saat ini akan diprioritaskan di pasar uang.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pinnacle Granditas Dynamic Balanced Fund, produk reksa dana campuran yang baru saja diluncurkan oleh PT Pinnacle Persada Investama atau Pinnacle Investment untuk saat ini akan diprioritaskan di pasar uang.

Pasalnya, kondisi pasar saham sangat fluktuatif. Pasar uang dianggap sebagai aste yang tepat untuk saat ini sebagai underlying produk reksa dana sehingga return yang dihasilkan tetap tinggi.

"Untuk saat ini alokasinya akan banyak di pasar uang. Karena indeks harga saham gabungan [IHSG] masih ada potensi koreksi," kata Guntur Putra, Presiden Direktur Pinnacle Investment di Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Produk ini memang cukup fleksibel. Untuk aset saham, porsi yang bisa dialokasikan melalui produk ini di kisaran 1%-79%, pasar uang 0%-79%, serta obligasi sebesar 1%-79%.

Fund manager bisa melakukan perubahan porsi investasi setiap saat. Ini berbeda dengan produk sejenis lainnya di mana mayoritas porsi aset bersifat tetap.

Adapun untuk reksa dana saham, diwajibkan untuk menyertakan ke dalam aset saham sebesar 80%. Sehingga, ketika pergerakan IHSG negatif maka kinerja reksa dana saham juga akan turut terkoreksi.

"Kebanyakan produk yang beredar reksa dana campuran itu statis. Ini produk kami dinamis, bisa diubah porsinya tergantung arah dan kondisi pasar," kata John D. Rachmat, Senior Advisor & Principal Pinnacle Investment.

Terkait dengan aset obligasi, perseroan hanya akan memilih obligasi pemerintah untuk jangka panjang. Dengan kata lain, investasi ini tidak akan ditempatkan pada obligasi korporasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper