Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Produksi dan Harga Dorong Pemasukan Medco Energi (MEDC)

Emiten minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan pendapatan US$925,64 juta pada 2017, meningkat 56,88% year on year (yoy) seiring dengan kenaikan produksi dan memanasnya harga komoditas.

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan pendapatan US$925,64 juta pada 2017, meningkat 56,88% year on year (yoy) seiring dengan kenaikan produksi dan memanasnya harga komoditas.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menyampaikan, kinerja perseroan cukup baik pada 2017 meskipun lingkungan bisnis cenderung berubah. Perusahaan berada di posisi yang baik agar tetap kompetitif di masa mendatang.

Dalam laporan keuangan MEDC yang dipublikasikan Rabu (11/4/2018), penjualan dan pendapatan usaha lainnya pada tahun lalu mencapai US$925,64 juta atau Rp12,51 triliun, naik 56,88% year on year (yoy) dari sebelumnya US$590,04 juta atau Rp7,97 triliun. Nilai tukar 2016 dan 2017 US$1 setara dengan Rp13.513,51 per dolar AS.

Penjualan terbesar berasal dari produk minyak dan gas bumi sebesar US$855,14 juta, naik dari 2016 sejumlah US$583,03 juta. Selanjutnya, penjualan tenaga listrik dan jasa terkait senilai US$67,5 juta pada 2017, dari sebelumnya tidak ada. Selanjutnya, pendapatan jasa turun menuju US$2,99 juta pada 2017 dibandingkan sebelumnya US$7,01 juta.

"Harga realisasi minyak rata-rata pada 2017 mencapai US$51,5 per barel, naik 21,8% yoy. Adapun, harga gas mencapai US$5,5 per MMBTU, tumbuh 25,7% yoy," tuturnya dalam siaran pers, Rabu (11/4/2018).

CEO Medco Energi Internasional Roberto Lorato menuturkan, peningkatan pendapatan didukung kenaikan kinerja operasional dan program efisiensi perusahaan. Biaya produksi hanya sejumlah US$9,1 per Barrel Oil Equivalent (BOE), sesuai target perseroan yang menjaga biaya per unit di bawah US$10 per BOE.

Pada 2017, produksi minyak dan gas naik 31,5% yoy menjadi 86,8 Milion Barrel Oil of Equivalent Per Day (MBOEPD) dari sebelumnya 66 MBOEPD. Peningkatan produksi didorong oleh kinerja blok Laut Natuna Selatan.

"South Natuna Sea menunjukan kinerja yang kuat setelah diakuisisi pada kuartal IV/2016. Produksi lebih tinggi juga terjadi di Lapangan Senoro," paparnya.

Pada kuartal IV/2017, perusahaan meningkatkan kepemilikannya di Medco Power Indonesia (MPI) menjadi 88,6% dari sebelumnya 49%. Perseroan pun mulai mengonsolidasikannya ke dalam laporan keuangan dari sebelumnya tidak ada pada 2016.

MPI mengoperasikan pembangkit listrik dengan kapasitas bruto 526 MW, dan menyediakan lapangan operasi serta pemeliharaan untuk pembangkit yang menghasilkan daya 2.150 MW. Dalam jangka pendek, MPI akan berfokus menyelesaikan pembangunan fasilitas panas bumi Pusaka mini-hydro dan Sarulla Unit 3.

"Pusaka mini-hydro dan Sarulla Unit 3 diharapkan dapat mencapai operasi komersial pada kuartal II/2018," paparnya.

Proyek Medco lainnya, yakni Blok A Aceh telah dilakukan commisioning gas pada 25 Maret 2018. Kapasitas penuh blok ini akan meningkat menjadi 55 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) pada kuartal II/2018.

Afiliasi tambang perseroan, yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mulai mengembangkan fase-7 Batu Hijau pada kuartal IV/2017. Pengeboran appraisal tambang Elang juga sedang berlanjut, sehingga sumber dayanya mengalami peningkatan.

Walaupun kinerja operasional membaik, laba tahun berjalan dari operasi dilanjutkan turun menjadi US$155,65 juta pada 2017 dari sebelumnya US$231,78 juta. Pasalnya, beban pajak penghasilan naik menuju US$139,83 juta dibandingkan US$63,28 juta pada 2016..

Laba bersih perseroan pada 2017 pun menjadi US$127,09 juta atau setara dengan Rp1,72 triliun. Nilai itu menurun 31,21% menjadi US$184,76 juta setara dengan Rp2,49 triliun.

Sementara itu, liabilitas Medco pada 2017 meningkat menuju US$3,76 miliar dari sebelumnya US$2,71 miliar. Liabilitas jangka pendek naik menjadi US$1,29 miliar dari 2016 sebesar US$860,56 juta.

Ekuitas perusahaan mencapai US$1,4 miliar pada 2017, naik dari 2016 sebesar US$890,51 juta. Aset MEDC pun meningkat menjadi US$5,16 miliar dibandingkan sebelumnya US$3,59 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper