Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM: Pilih-pilih Saham Lapis Kedua di Tengah Pelemahan IHSG

Investor disarankan fokus kepada saham-saham dengan kapitalisasi kecil-menengah dan menerapkan strategi bottom up di tengah periode pelemahan indeks harga saham gabungan. Adapun, sejumlah analis merekomendasikan sejumlah saham lapis kedua yang layak dikoleksi.
Mahasiswa berjalan di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Mahasiswa berjalan di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Investor disarankan fokus kepada saham-saham dengan kapitalisasi kecil-menengah dan menerapkan strategi bottom up di tengah periode pelemahan indeks harga saham gabungan. Adapun, sejumlah analis merekomendasikan sejumlah saham lapis kedua yang layak dikoleksi.

Strategist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim menyampaikan, saat ini IHSG sedang mengalami turbulensi akibat dua sentimen negatif dari sisi eksternal dan internal. Dua sentimen itu ialah ketegangan hubugan dagang antara Amerika Serikat dengan China dan ketidakpastian kebijakan pemerintah.

Menjelang Pemilihan Presiden pada April 2019, Presiden Joko widodo dianggap menjalankan kebijakan untuk mengamankan posisi puncaknya. Kebijakan yang dimaksud ialah mengatur sejumlah harga, seperti tarif listrik dan harga batu bara. Intervensi harga diperkirakan berlangsung sampai tahun depan.

"Kami melihat dua sentimen eksternal dan internal menekan IHSG dalam jangka pendek. Di samping itu, pelaku pasar memperhitungkan aksi jual invetor asing," papar Shim dalam laporannya, Senin (9/4/2018).

Per 6 April 2018, IHSG menurun 2,8% secara year-to-date (ytd) dan aksi net sell asing mencapai Rp25 triliun. Dalam rentang waktu yang sama, rata-rata harga 10 saham berkapitalisasi besar merosot 9,4%. Namun demikian, Mirae meyakini IHSG berpotensi mencapai level 6.795 pada tahun ini.

Dalam situasi IHSG yang sedang tertekan, Taye menyarankan investor melakukan dua hal. Pertama, mengambil pendekatan bottom up dibandinkan top down dalam membuat keputusan investasi.

Pendekatan bottom up ialah mengabaikan sektor makro dan kondisi ekonomi, dan lebih berfokus kepada pemilihan saham berdasarkan kinerja masing-masing perusahaan. Saran kedua ialah, investor dapat memantau saham-saham berkapitalisasi kecil-menengah yang masih dipegang oleh investor asing.

Sejumlah saham pilihan Mirae saat ini ialah PT Antam Tbk., (ANTM), PT Barito Pacific Tbk., (BRPT), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk., (RALS), dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk., (HOKI).

Mirae menargetkan harga saham ANTM mencapai Rp1.225 dengan proyeksi Price to Earning Ratio (P/E) 17,4x. Tahun lalu, P/E anak usaha PT Inalum (Persero) ini berada di level 135,6x.

BRPT mendapatkan target harga Rp2.500 pada 2018 dengan proyeksi P/E 17,4x. Tahun lalu, P/E sahamnya mencapai 19,2x.

Mirae memberikan target saham RALS pada 2018 pada level Rp1.410 dengan proyeksi P/E 18,9x. Nilai P/E menurun dari 2017 sebesar 23,6x.

Terakhir, HOKI diproyeksikan mencatatkan P/E 17,7x pada 2018, meningkat dari tahun sebelumnya 14,3x. Namun, Mirae belum memberikan target harga kepada saham emiten beras ini.

Head of Technical Analyst PT BNI Sekuritas Andri Zakaria Siregar menyampaikan, secara teknikal IHSG cenderung tertekan selama berada di bawah level 6.351. Dua sektor penekan indeks ialah konsumsi dan finansial.

"Bobot kedua sektor itu sekitar 60%. Jadi selama dua sektor ini masih mengalami koreksi, agak berat bagi indeks untuk naik," ujarnya kepada Bisnis.com di Gedung BEI, Senin (9/4/2018).

SEKTOR KOMODITAS

Dalam kondisi IHSG yang lesu, Andri menyarankan investor untuk masuk ke saham-saham yang berpotensi meningkat dalam jangka pendek dan emiten pembagi dividen. Secara sektoral, saham tersebut mencakup komoditas perkebunan, pertambangan batu bara, dan pertambangan logam.

Saham perkebunan terdorong oleh potensi reli harga CPO yang sudah break new high 2.500 ringgit per ton pada akhir pekan lalu. Pada penutupan perdagangan Senin (9/4) di Bursa Malaysia, harga CPO kontrak teraktif Juni 2018 terkoreksi 42 poin menjadi 2.463 ringgit per ton.

Saham CPO yang dapat diperhatikan ialah PT PP London Sumatera TBk., (LSIP) dan PT Eagle High Plantations Tbk., (BWPT).

Di sektor batu bara, Andri menjagokan saham PT Bukit Asam Tbk., (PTBA), PT Adaro Energy Tbk., (ADRO), dan PT Delta Dunia Makmur Tbk., (DOID). Adapun, saham di sektor tambang logam yang difavoritkan ialah PT Timah Tbk., (TINS) dan PT Vale Indonesia Tbk., (INCO).

Analis Teknikal Kresna Securities William Mahmudi menyampaikan, pada April 2018 ada tiga sentimen utama yang diperhatikan pasar, yakni perang dagang AS dan China, ketidakpastian suku bunga acuan Eropa, dan musim pembagian dividen. Diperkirakan IHSG bergerak di dalam rentang 5.970--6.400.

"Level support 5.900 menjadi basis yang genting, dan dinamika IHSG ketika menguji level ini bisa menjadi indikasi arah pasar. Untuk sekarang, kami masih mempertahankan target IHSG berada di 6.700-7.000 pada 2018," paparnya, Jumat (6/4/2018).

Pada bulan ini, sektor komoditas diperkirakan masih berpotensi outperform terhadap indeks, dimana saham berbasis CPO bisa menjadi kuda hitam. Pilihan trading Kresna Securities berdasarkan teknikal adalah LSIP, PT United Tractors Tb., (UNTR), PT Petrosea Tbk., (PTRO), PT Elnusa Tbk., (ELSA).

Saham LSIP memiliki basis support Rp1.200 dengan target naik Rp1.550. Stop loss di level Rp1.150. Saham UNTR memiliki basis support Rp32.000 dengan target uji resistan Rp40.000. Investor dapat stop loss di Rp29.500.

Saham PTRO memiliki basis support Rp1.950, target naik Rp2.800 hingga Rp3.000. Stop loss di Rp1.700. Terakhir, saham ELSA memiliki basis support Rp430 dengan target rebound di Rp550--Rp560. Stop loss level Rp380.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper