Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Lesu, Ini Rekomendasi Saham Mirae Asset Sekuritas

Investor disarankan fokus kepada saham-saham dengan kapitalisasi kecil-menengah dan menerapkan strategi bottom up di tengah periode pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan.
Head of Research/Strategist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim, memberikan paparan pada media gathering Strategy Focus Indonesia Just Got Better di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dwi Prasetya
Head of Research/Strategist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim, memberikan paparan pada media gathering Strategy Focus Indonesia Just Got Better di Jakarta, Selasa (6/6)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--Investor disarankan fokus kepada saham-saham dengan kapitalisasi kecil-menengah dan menerapkan strategi bottom up di tengah periode pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan.

Strategist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim menyampaikan, saat ini IHSG sedang mengalami turbulensi akibat dua sentimen negatif dari sisi eksternal dan internal. Dua sentimen itu ialah ketegangan hubugan dagang antara Amerika Serikat dengan China, dan ketidakpastian kebijakan pemerintah.

Menjelang Pemilihan Presiden pada April 2019, Presiden Joko Widodo dianggap menjalankan kebijakan untuk mengamankan posisi puncaknya. Kebijakan yang dimaksud ialah mengatur sejumlah harga, seperti tarif listrik, harga batu bara, dll. Intervensi harga diperkirakan berlangsung sampai tahun depan.

"Kami melihat dua sentimen eksternal dan internal menekan IHSG dalam jangka pendek. Di samping itu, pelaku pasar memperhitungkan aksi jual invetor asing," papar Shim dalam laporan yang dikutip Selasa (10/4/2018).

Per 6 April 2018, IHSG menurun 2,8% secara year to date (ytd) dan aksi net sell asing mencapai Rp25 triliun. Dalam rentang waktu yang sama, rata-rata harga 10 saham berkapitalisasi besar merosot 9,4%. Namun demikian, Mirae meyakini IHSG berpotensi mencapai level 6.795 pada tahun ini.

Dalam situasi IHSG yang sedang tertekan, Taye menyarankan investor melakukan dua hal. Pertama, mengambil pendekatan bottom up dibandingkan top down dalam membuat keputusan investasi.

Pendekatan bottom up ialah mengabaikan sektor makro dan kondisi ekonomi, dan lebih berfokus kepada pemilihan saham berdasarkan kinerja masing-masing perusahaan.

Saran kedua ialah, investor dapat memantau saham-saham berkapitalisasi kecil-menengah yang masih dipegang oleh investor asing.

Sejumlah saham pilihan Mirae saat ini ialah PT Antam Tbk. (ANTM), PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk. (HOKI).

Mirae menargetkan harga saham ANTM mencapai Rp1.225 dengan proyeksi Price to Earning Ratio (P/E) 17,4 kali. Tahun lalu, P/E anak usaha PT Inalum (Persero) ini berada di level 135,6 kali.

BRPT mendapatkan target harga Rp2.500 pada 2018 dengan proyeksi P/E 17,4 kali. Tahun lalu, P/E sahamnya mencapai 19,2 kali.

Mirae memberikan target saham RALS pada 2018 di level Rp1.410 dengan proyeksi P/E 18,9 kali. Nilai P/E menurun dari 2017 sebesar 23,6 kali.

Terakhir, HOKI diproyeksikan mencatatkan P/E 17,7 kali pada 2018, meningkat dari tahun sebelumnya 14,3 kali. Namun, Mirae belum memberikan target harga kepada saham emiten beras ini.

Rekomendasi Saham Mirae Asset Sekuritas yang dapat Diperhatikan Investor Saat IHSG Lesu

Pertambangan Logam: TINS, INCO, ANTM
Pertambangan Batu bara: PTBA, ADRO, DOID, PTRO, UNTR
Pertambangan Migas : ELSA
Perkebunan : LSIP, BWPT
Kimia : BRPT
Konsumsi : HOKI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper