Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dollar AS Menguat, Ketegangan Perdagangan AS-China Masih Membayangi

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap sejumlah enam mata uang utama menguat tipis 0,04% atau 0,038% ke level 90,146, setelah dibuka di posisi 90,134.
Petugas KPK memerlihatkan barang bukti uang dolar AS yang berhasil diamankan dari OTT pejabat PT PAL Indonesia, di Kantor KPK, Jakarta, Jumat (31/3)./Antara-Sigid Kurniawan
Petugas KPK memerlihatkan barang bukti uang dolar AS yang berhasil diamankan dari OTT pejabat PT PAL Indonesia, di Kantor KPK, Jakarta, Jumat (31/3)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan Senin, (9/4/2018), meskipu masih dibayangi kekhawatiran atas ketegangan perdagangan AS-China dan data lapangan kerja AS yang naik paling sedikit dalam enam bulan terakhir pada Maret.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap sejumlah enam mata uang utama menguat tipis 0,04% atau 0,038% ke level 90,146, setelah dibuka di posisi 90,134.

Akhir pekan lalu, dolar AS ditutup melemah 0,39% atau 0,352 poin di posisi 90,108. Greenback juga melemah terhadap mata uang safe-haven yen Jepang dan franc Swiss pada Jumat di tengah komentar China yang mengangkat kekhawatiran baru tentang perselisihan perdagangan.

China memperingatkan pada Jumat bahwa pihaknya sepenuhnya siap untuk menanggapi dengan "serangan balasan sengit" dari langkah-langkah perdagangan baru jika AS tidak menghentikan tindakannya melalui ancaman Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif pada barang asal China senilai US$100 miliar.

Pernyataan-pernyataan yang semakin agresif dari Washington dan Beijing telah menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang penuh yang dapat melukai pertumbuhan ekonomi global, meskipun para investor memiliki harapan bahwa perundingan akan menghasilkan kompromi yang jauh lebih baik.

Shinichiro Kadota, ahli strategi senior untuk Barclays di Tokyo mengatakan penghindaran risiko muncul kurang intens daripada beberapa pekan lalu, sebagian karena harapan negosiasi antara AS dan China menuju solusi pragmatis.

"Kami tidak lagi dalam fase di mana dolar terus jatuh terhadap yen," kata Kadota, seperti dikutip Reuters.

"Tetapi pada saat yang sama, kenaikan dolar kemungkinan akan berat, mengingat kekhawatiran atas perang dagang, serta pergerakan hasil AS dan berakhirnya kenaikan satu arah di saham AS," tambahnya. .

Terhadap yen, dolar AS terpantau melemah 0,02% atau 0,02 poin ke level 106,91 yen per dolar pada pukul 8.15 WIB, setelah turun 0,4% pada perdagangan Jumat.

Sementara itu, data nonfarm payroll AS untuk Maret menunjukkan pekerjaan baru lebih sedikit dari yang diperkirakan dan membebani dolar pada hari Jumat. Data pemerintah menunjukkan, hanya 103.000 pekerjaan baru tercipta pada bulan Maret, turun dari lonjakan di bulan Februari yang mencapai 326.000.

Di sisi lain, penghasilan rata-rata perjam pada bulan Maret naik 0,3%, yang mendorong tingkat pertumbuhan upah tahunan lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper