Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM: Harga Batu Bara Mendingin, 3 Saham Tambang Ini Masih Prospektif

Kendati sedang mengalami tren menurun akibat mendinginnya harga batu bara, saham emiten pertambangan dinilai masih prospektif seiring dengan potensi peningkatan kinerja dan harga komoditas terkait.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati sedang mengalami tren menurun akibat mendinginnya harga batu bara, saham emiten pertambangan dinilai masih prospektif seiring dengan potensi peningkatan kinerja dan harga komoditas terkait.

Pada penutupan perdagangan Jumat (6/4), Indeks Tambang (JAKMINE) menurun 2,15 poin atau 0,12% menjadi 1.842,63. Secara year to date (ytd), harga masih meningkat 15,60% atau tertinggi di antara 8 indeks sektoral lainnya yang membentuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Indeks Tambang sempat mencapai puncaknya dua kali, yakni pada 29 Januari 2018 di level 2.039,99 dan pada 23 Februari 2018 di posisi 2.028,69. Namun, sejak pertengahan Maret 2018 harga cenderung bergerak mendatar di kisaran 1.800-an.

Pergerakan Indeks Tambang yang mendatar sejalan dengan mendinginnya harga batu hitam. Pada penutupan perdagangan Kamis (5/4/2018), harga batu bara Newscastle kontrak teraktif Mei 2018 berada di level US$93 per ton.

Sebelumnya, harga sempat mencapai puncak US$106,01 per ton pada 29 Januari 2018 dan US$105,5 per ton pada 23 Februari 2018.

Pergerakan Indeks Tambang yang sejalan dengan harga batu bara global terbilang wajar. Pasalnya, 22 perusahaan dari 45 emiten pembentuk Indeks Tambang masuk ke dalam golongan pertambangan batu bara.

Selanjutnya, pertambangan minyak dan gas (migas) berjumlah 10 emiten, pertambangan logam 10 emiten, dan pertambangan batu-batuan serta lainnya sejumlah 3 emiten.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan, pelemahan harga batu bara cukup berimbas kepada kinerja saham emiten tambang di dalam negeri yang ikut melesu. Namun, hal ini dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan akumulasi beli.

"Prospek permintaan batu bara global masih cenderung meningkat, sehingga akan mendorong kinerja emiten batu bara," tuturnya saat dihubungi, Minggu (8/4/2018).

Pada 2017, kinerja emiten tambang, terutama di sektor batu bara, terbukti mengalami peningkatan. Tren pertumbuhan pendapatan diperkirakan berlanjut pada tahun ini.

Di samping itu, investor mempertimbangkan potensi pembagian dividen yang lebih baik seiring dengan meningkatnya laba bersih. PT Indo Tambangraya Megah Tbk., (ITMG) misalnya mengalokasikan dividen sebesar US$252 juta, hampir 100% dari laba bersih 2017 senilai US$252,61 juta.

Menurut Nafan, tiga emiten tambang yang sahamnya paling prospektif pada 2018 ialah ADRO, DOID, dan ITMG. Masing-masing sahamnya sudah meningkat 9,14%, 32,37%, dan 46,15% secara ytd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper