Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Membengkak, Rugi MPPA Tembus Rp1,24 Triliun

Emiten peritel, PT Matahari Putra Prima Tbk. menanggung kerugian hingga Rp1,24 triliun sepanjang 2017 akibat penjualan turun dan beban membengkak.
Gerai Hypermart milik MPPA
Gerai Hypermart milik MPPA

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten peritel, PT Matahari Putra Prima Tbk. menanggung kerugian hingga Rp1,24 triliun sepanjang 2017 akibat penjualan turun dan beban membengkak.

Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (3/4/2018), kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan hingga 7,1% sepanjang 2017, menjadi Rp12,56 triliun dari posisi Rp13,52 triliun pada periode 2016.

Meskipun penjualan MPPA menurun, beban penjualan malah mencatatkan peningkatan. Adapun nilai beban penjualan MPPA per 2017 senilai Rp489,59 miliar, dari beban sebelumnya yang hanya Rp158,3 miliar pada 2016.

Dari sisi komposisi penjualan, nilai penjualan langsung mencatatkan penurunan hingga 7,2% sepanjang 2017, dari posisi Rp13,43 triliun pada 2016 menjadi RP12,46 triliun pada akhir 2017. Sementara itu, penjualan konsinyasi MPPA per 2017 senilai Rp673,11 miliar, naik 1,76% dari posisi Rp661,43 miliar pada 2016.

Hingga 2017, aset yang dibukukan oleh MPPA senilai Rp5,42 triliun, turun 19,1% dari posisi Rp6,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk memperbaiki kinerja keuangan, MPPA berencana untuk melakukan efisiensi sepanjang tahun ini. Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. Fernando Repi, sebelumnya, menuturkan, efisiensi telah dilakukan sejak tiga tahun lalu, dengan menurunkan 50% biaya pemakaian listrik.

Dia mengatakan aksi efisiensi tersebut juga masih akan berlanjut hingga tahun ini, mengingat belum terlihatnya pemulihan ekonomi. Menurutnya, MPPA akan melakukan efisiensi dari sisi karyawan serta meningkatkan produktivitas pegawai.

Selain itu, emiten bersandi saham Hypermart bakal meninjau kembali beberapa gerai-gerai dan mengurangi ukuran gerai. Saat ini, perseroan juga akan mengurangi SKU (stock keeping unit) dan fokus pada penjualan fast moving dan consumer goods.

Fernando menuturkan hampir secara keseluruhan penjualan di kota-kota besar, khususnya ibu kota provinsi dalam tren menurun. Dia menilai, pemulihan daya beli belum kelihatan, padahal MPPA telah melakukan promo dan menambah supplier.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper